Studi tersebut menyatakan bahwa dalam kasus Delta, mutasi yang mengubah pembelahan furin memiliki efek yang mendalam.
Studi tersebut menyatakan bahwa mutasi P681R memegang kunci untuk infektivitas tinggi dan transmisi cepat varian Delta.
Para peneliti menemukan bahwa dalam sel epitel saluran napas manusia yang terinfeksi, varian Delta menyebar lebih cepat daripada Alpha.
Tetapi ketika para peneliti menghilangkan mutasi P681R, perbedaan dalam tingkat penularan hilang.
Studi ini turut mengonfirmasi temuan sebelumnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Kei Sato, seorang ahli virologi di Universitas Tokyo, Jepang bersama dengan timnya.
Mereka menemukan bahwa protein lonjakan yang mengandung P681R dapat menyatu dengan membran plasma sel yang tidak terinfeksi hampir tiga kali lebih cepat daripada jika mutasi hilang.
Sayangnya mutasi P681R bukan menjadi satu-satunya penyebab.
Para peneliti di Uganda mengatakan perubahan P681R hadir dalam varian yang menyebar luas di negara itu pada awal 2021.
Tetapi belum terbukti sama menularnya seperti Delta.
Varian Kappa, saudara Delta yang diidentifikasi di India, juga memiliki mutasi yang sama tetapi para peneliti telah menemukan bahwa protein lonjakannya lebih jarang dibelah dan menyatu.
“Saya pikir virus berhasil pada volume dan kecepatan. Ini menjadi virus yang jauh lebih efisien. Ini melewati orang dan melalui sel jauh lebih cepat, ”kata Gary Whittaker, seorang ahli virus di Cornell University, kepada Nature.
Karena Gejala
Kebanyakan gejala awal varian Delta juga menyerupai flu musiman yang mengakibatkan orang merasa tidak terinfeksi Covid-19.
Itu membuat orang yang terpapar bisa hadir dikerumunan dan menyebabkan penularan di sana.
Penelitian di Guangzhou, China, juga mengungkap jika terjadi tingkat penularan yang sangat tinggi pada pasien bahkan dalam fase pra-gejala.