TRIBUNWOW.COM - Untuk membantu menjaga daya tahan tubuh pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri memang dianjurkan mengkonsumsi suplemen.
Suplemen bisa memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak bisa dicukupi dari makanan yang dikonsumsi.
Satu di antara suplemen yang dianjurkan adalah vitamin C.
Dengan mengonsumsi vitamin C, maka dapat meningkatkan kerja sel darah putih, mengurangi kerusakan jaringan dan sel, serta mengurangi perkembangbiakan virus.
Selain itu, dilansir TribunWow.com dari Cochrane Library, ada dua studi yang menggabungkan hasil penelitian tentang vitamin C.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa suplemen vitamin C secara signifikan dapat mengurangi kasus pneumonia dan flu, yang juga bisa menjadi gejala pada pasien Covid-19.
Penelitian menunjukkan, minum suplemen vitamin C sebanyak 200 mg atau lebih setiap hari, efektif mengurangi tingkat keparahan pilek biasa.
Baca juga: Kenali Tahapan Gejala Covid-19 dan Gejala Berat yang Bisa Terjadi saat Pasien Isolasi Mandiri
Selain itu, durasi infeksi saluran pernapasan pada anak-anak berusia tiga bulan hingga 18 tahun dapat berkurang saat rajin minum vitamin C.
Tetapi, mengutip Healthline, banyak mengonsumsi suplemen vitamin C dengan dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Perlu diketahui bahwa vitamin C merupakan mikronutrisi yang larut dalam air dan tidak disimpan dalam jumlah banyak di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, vitamin yang larut dalam air tidak disimpan di dalam tubuh.
Sebaliknya, vitamin C yang dikonsumsi akan diangkut ke jaringan melalui cairan tubuh, dan tambahan apa pun akan diekskresikan dalam urin.
Untuk itu, karena tubuh tidak menyimpan vitamin C atau memproduksinya sendiri, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C setiap hari.
Vitamin C Dosis Tinggi
Selain tidak efektif, suplementasi vitamin C dalam jumlah tinggi secara terus menerus dapat menyebabkan efek samping, seperti gangguan pencernaan dan batu ginjal.
Itu karena jika tubuh terbebani dengan dosis vitamin ini yang lebih besar dari biasanya, vitamin ini akan mulai menumpuk, berpotensi menyebabkan gejala overdosis.
Baca juga: Ada yang Isoman di Rumah? Kenali Berapa Lama Virus Covid-19 Bisa Menempel di Permukaan Benda
Baca juga: Pasien Isoman Perlu Waspada, Kasus Diabetes di India Naik seusai Covid-19, Diduga Efek Obat
Kelebihan vitamin C secara terus menerus bisa menyebabkan batu ginjal karena vitamin C dikeluarkan dari tubuh sebagai oksalat atau produk limbah tubuh.
Oksalat biasanya keluar dari tubuh melalui urin.
Namun, dalam beberapa keadaan, oksalat dapat mengikat mineral dan membentuk kristal yang dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Itu artinya mengkonsumsi terlalu banyak vitamin C berpotensi meningkatkan jumlah oksalat dalam urin, sehingga meningkatkan risiko pengembangan batu ginjal.
Selain itu, efek samping yang bisa dialami juga adalah sakit perut, kram, diare, sakit kepala, mual (dan kemungkinan muntah), masalah tidur.
Terutama bagi orang dengan hemochromatosis, mereka memiliki kerentanan overdosis vitamin C.
Kondisi ini menyebabkan tubuh menyimpan zat besi dalam jumlah berlebihan, yang diperparah dengan terlalu banyak mengonsumsi vitamin C.
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh.
Suplemen vitamin C juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu.
Hal ini terutama berlaku untuk obat-obatan untuk penyakit jantung dan kanker.
Pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter sebelum mengonsumsi suplemen.
Bahkan, dalam kondisi sehat, kebanyakan orang tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin C, karena tubuh dapat dengan mudah mendapatkan cukup dengan makan makanan segar, terutama buah-buahan dan sayuran.
Dosis yang Dianjurkan
Menurut National Institutes of Health, rata-rata wanita dewasa membutuhkan 70 mg vitamin C sehari sedangkan pria membutuhkan 90 mg.
Jumlah yang disarankan lebih tinggi untuk wanita hamil dan menyusui.
Penting untuk mendiskusikan kebutuhan nutrisi pribadi dengan dokter.
Jumlah maksimum yang disarankan, atau batas atas, adalah 2.000 mg per hari untuk semua orang dewasa.
Sedangkan, rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk dosis vitamin C bagi pasien isolasi mandiri ialah:
Penderita Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri disarankan mengonsumsi vitamin C jenis non-acidic bagi yang lambungnya sensitif, atau mengonsumsi tablet isap vitamin C.
Melansir Buku Saku Tanya Jawab Isoman yang dirilis RSCM, dosis vitamin C yang direkomendasikan sesuai usia dan kondisi kesehatan.
1. Untuk usia 1-3 tahun: maksimal dosis vitamin C 400 miligram per hari
2. Untuk usia 4-8 tahun: maksimal dosis vitamin C 600 miligram per hari
3. Untuk usia 9-13 tahun: maksimal dosis vitamin C 1.200 miligram per hari
4. Untuk usia 12-18 tahun: maksimal dosis vitamin C 1.800 miligram per hari
5. Untuk usia 18 tahun ke atas: maksimal dosis vitamin C 500 miligram 3-4 kali per hari
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya