Virus Corona

Beda dengan Sinovac, Vaksin Moderna dan Pfizer Berbasis mRNA, Simak Cara Kerja dan Keunggulannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar kedatangan 3,5 juta dosis Vaksin Covid-19 Moderna yang tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (1/8/2021). Beda dengan Sinovac, Vaksin Moderna dan Pfizer Berbasis mRNA, Simak Cara Kerja dan Keunggulannya

TRIBUNWOW.COM - Indonesia menggunakan beberapa jenis vaksin untuk program vaksinasi Covid-19.

Sinovac menjadi vaksin pertama dan sudah banyak digunakan di Indonesia.

Selain Sinovac, vaksin Moderna dan vaksin Pfizer juga mulai dipakai untuk mempercepat program vaksinasi di Tanah Air.

Baca juga: Segera Vaksin, Ini Daftar Aktivitas di DKI Jakarta yang Harus Tunjukkan Kartu Vaksinasi Covid-19

Baca juga: Suntik Dosis kedua Vaksinasi Covid-19 Terlambat atau Malah Dipercepat, Apakah Boleh?

Perlu diketahui,  terdapat perbedaan antara vaksin Sinovac dengan vaksin Moderna ataupun Pfizer.

Kedua vaksin ini merupakan contoh vaksin berbasi messenger RNA (mRNA).

Dibandingkan vaksin konvensional yang berisi virus yang dilemahkan, vaksin mRNA dilaporkan memiliki tingkat efikasi yang tinggi.

Efikasi merupakan tingkat kemanjuran atau kemampuan vaksin dalam memberikan manfaat bagi individu yang divaksinasi.

Vaksin mRNA pun dianggap memiliki potensi sebagai solusi dalam penyelesaian pandemi Covid-19.

Mengenal lebih lanjut vaksin mRNA Melansir laman resmi CDC, vaksin mRNA adalah jenis vaksin baru untuk melindungi tubuh dari penyakit menular.

Untuk memicu respons kekebalan atau antibodi, banyak vaksin memasukan kuman yang dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.

Hal ini tidak berlaku untuk vaksin mRNA.

Sebaliknya, vaksin mRA mengajari sel kita cara membuat protein yang memicu respons imun di dalam tubuh kita.

Respon imun yang menghasilkan antibodi itulah yang bisa melindungi kita dari infeksi jika virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh.

Baca juga: Tak Perlu Lagi Takut Vaksin Covid-19, Berikut Fakta-fakta yang Mungkin Belum Diketahui

Cara kerja vaksin mRNA

Vaksin mRNA Covid-19 memberikan instruksi kepada sel-sel kita untuk memproduksi bagian yang tidak berbahaya yang disebut “protein lonjakan” atau spike protein.

Spike protein merupakan protein yang ditemukan di permukaan virus penyebab Covid-19.

Berikut adalah cara kerja vaksin mRNA Covid-19 untuk bisa dipahami:

1. Pertama, vaksin mRNA COVID-19 diberikan di otot lengan atas.

Setelah instruksi (mRNA) dari vaksin berada di dalam sel otot, sel menggunakannya untuk memproduksi spike protein.

Setelah potongan protein dibuat, sel memecah instruksi dan membuangnya.

2. Selanjutnya, sel menampilkan potongan protein di permukaannya.

Sistem kekebalan tubuh kita mengenali bahwa protein tidak seharusnya ada di sana dan mulai membangun respons kekebalan dan membuat antibodi.

Seperti yang terjadi pada infeksi alami terhadap Covid-19

3. Pada akhir proses, tubuh kita telah belajar bagaimana melindungi dari infeksi di masa depan.

Manfaat vaksin mRNA, seperti semua vaksin, adalah orang-orang yang divaksinasi mendapatkan perlindungan ini tanpa harus mengambil risiko konsekuensi serius dari sakit Covid-19.

Baca juga: Benarkah Penyintas Covid-19 Harus Menunggu 3 Bulan untuk Bisa Vaksinasi Virus Corona?

Keamanan vaksin mRNA

Dilansir dari Medical News Today, RNA adalah molekul yang terkenal rapuh.

Mengirimkan mRNA dengan sukses ke sel-sel di dalam tubuh kita dan memastikan bahwa enzim di dalam sel kita tidak terdegradasi adalah tantangan utama dalam pengembangan vaksin.

Modifikasi kimia selama proses pembuatan dapat secara signifikan meningkatkan stabilitas vaksin mRNA.

Enkapsulasi mRNA dalam nanopartikel lipid adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa vaksin berhasil memasuki sel dan mengirimkan mRNA ke dalam sitoplasma.

mRNA tidak bertahan lama di sel kita.

Setelah melewati instruksinya ke mesin pembuat protein di sel kita, enzim yang disebut ribonuklease (RNases) menurunkan mRNA.

Tidak mungkin bagi mRNA untuk pindah ke inti sel karena tidak memiliki sinyal yang memungkinkannya memasuki kompartemen ini.

Ini berarti bahwa RNA tidak dapat berintegrasi ke dalam DNA sel yang divaksinasi.

Tidak ada risiko perubahan genetik jangka panjang dengan vaksin mRNA.

Efek samping vaksin mRNA Vaksin mRNA COVID-19 oleh Pfizer dan Moderna telah menjalani uji keamanan dalam uji klinis pada manusia.

Di AS, Food and Drug Administration (FDA) telah memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin mRNA Pfizer setelah meninjau data keamanan dari lebih dari 37.000 peserta uji coba.

Baca juga: Tenang, Efek Samping Vaksin Covid-19 Bisa Diatasi dengan Melakulan Hal-hal Berikut Ini

Dalam laman resminya, FDA melaporkan efek samping yang paling sering dilaporkan terkait penggunaan vaksin mRNA Pfizer, yang biasanya berlangsung beberapa hari, di antaranya yakni:

- Rasa sakit di tempat suntikan
- Kelelahan Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kedinginan
- Nyeri sendi
- Demam

Sebagai catatan, lebih banyak orang mengalami efek samping ini setelah dosis kedua daripada setelah dosis pertama.

Jadi penting bagi penyedia dan penerima vaksinasi untuk dapat mengantisipasi bahwa mungkin ada beberapa efek samping setelah pemberian vaksin mRNA, terlebih setelah dosis kedua.

Meski bisa menimbulkan efek samping, vaksinasi kiranya tetap perlu dijangkau karena menawarkan kemanfaatan lebih banyak. (Kompas.com)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Vaksin mRNA Covid-19 dan Cara Kerjanya