TRIBUNWOW.COM - Isolasi mandiri memang merupakan salah satu langkah untuk mencegah penularan Covid-19.
Seseorang yang terinfeksi Covid-19 bisa langsung melakukan isolasi mandiri di rumah, khususnya untuk yang bergejala ringan ataupun tak bergejala.
Namun belakangan, persoalan baru muncul terkait isolasi mandiri, yakni banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal saat isoman.
Baca juga: Waspada Penyakit Jamur Hitam Pasca-Covid-19, Berikut Gejala dan Cara Mencegahnya
Baca juga: Jadi Kelompok yang Rentan, Seberapa Bahaya Covid-19 terhadap Ibu Hamil?
Menurut data Covid-19 di Indonesia hingga Rabu, 28 Juli 2021, tingkat kematian kasus Covid-19 (case fatality rate) adalah 2,70 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dibanding angka rata-rata dunia (2,14 persen) dan tingkat kematian kasus di Asia (1,44 persen).
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada 22 Juli 2021, Said Fariz Hibban, Analis Data Lapor Covid-19, menyebutkan bahwa terdapat 2.313 korban jiwa akibat isolasi mandiri.
Data ini didapatkan dari rekapan kematian yang dilakukan oleh Lapor Covid-19 untuk periode 1 Juni hingga 21 Juli 2021.
Diketahui bahwa penyebab meningkatnya angka kematian pasien Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah adalah sebagai berikut.
1. Pasien isoman adalah mereka yang bergejala berat
2. Oveload pasien di rumah sakit
3. Langkanya obat dan oksigen
4. Sistem kesehatan Indonesia yang tidak siap
5. Sub sistem kesehatan pemberdayaan masyarakat gagal
Baca juga: Virus Covid-19 Bisa Menempel di Pakaian, Ini Tips Mencuci Baju yang Aman saat Isolasi Mandiri
Dengan berbagai kondisi tersebut, berikut beberapa solusi dari para ahli untuk menurunkan risiko peningkatan kematian pasien Covid-19.
1. Jangan dirawat di rumah