TRIBUNWOW.COM - Kasus penganiayaan pemilik kafe di Gowa oleh oknum Satpol PP di Gowa yang ternyata masih berlanjut.
Kini, giliran korban dilaporkan ke polisi karena dugaan penyebaran hoaks.
Sebelumnya, Oknum Satpol PP yang diketahui bernama Mardani Hamdan (46) sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca juga: Viral Pungli di Pos Penyekatan PPKM, Pelakunya Oknum Satpol PP, Damkar hingga BPBD
Bahkan, oknum yang menjabat Sekretaris Satpol PP Gowa kini sudah dicopot dari jabatanya.
Kini, sekelmpok pemuda yang tergabung dalam ormas Brigadir Muslim Indonesia mendatangi Mapolres Gowa untuk melaporkan terkait kehamilan korban pada Kamis (22/7/2021) kemarin.
Mereka melaporkan orban penganiayaan yakni Riana dan Ivan Van Houten karena dianggap telah memprovokasi dan menyesatkan publik.
"Kita paham dan sepakat dan paham bahwa segala tindak pidana yang terjadi di tempat itu wajib untuk diproses hukum," kata Zulkifli sebagai perwakilan ormas dikutip dari KompasTV, Jumat (23/7/2021).
"Bahkan kita apresiasi aparat kepolisian, Pemda Gowa, yang telah memberikan sanksi kepada oknum Satpol PP."
"Tetapi, kita juga jangan lupa dugaan tindak pidana yang juga mungkin dilakukan oleh oknum pemilik kafe," tambahnya.
Baca juga: Buat Resah Warga karena Sebar Video Hoaks Pedagang Vs Satpol PP, Guru di Lampung Ngaku Iseng
Baca juga: Fakta Viral Video Satpol PP Bentak dan Ancam Pemilik Angkringan di Tangsel, Ini Kronologinya
Sebelumnya, korban perempuan disebut tengah hamil saat penganiayaan terjadi.
Bahkan sang suami mengaku istrinya sempat pecah ketuban seusai ditampar aparat.
Simpati pun mengalir ke publik dan mengecaman kepada pelaku pukulan semakin keras.
Namun, isu kehamilan tersebut sampai saat ini tidak bisa dibuktikan.
Bahkan korban diduga sedang tidak hamil.
"Tatapi kemarin kita mendengar dengan jelas penjelasan Ivan Van Houten dalam akun FB-nya, bahwa hasil USG dan medis menjelaskan kondisi janin kosong tidak ada kehamilan," ujar Zulkifli.
Korban yang diduga memberikan pengakuan palsu dianggap telah menimbulkan kegaduhan.
Terlebih, korban disebut masih ngotot bahwa dirinya saat itu hamil.
Padahal, hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya kehamilan.
Baca juga: Harta Kekayaan Oknum Satpol PP Gowa yang Aniaya Pemilik Kafe Disorot, Aset Ratusan Juta hingga Utang
Pengakuan korban
Pemilik warkop Nurhalim alias Ivan membagikan kronologi penganiayaan yang menimpanya dan sang istri.
Ivan mengatakan, awalnya ia sedang live endorse di Facebook dan memutar musik lalu petugas datang.
Dia mengaku telah menutup warkop miliknya pada Rabu (14/7/2021) pukul 18 45 Wita.
"Kami live pasti ada musik, kami cari nafkah, dia kira warkop kami buka, petugas mengecek semua dan tidak ada satupun pengunjung" kata Ivan, Kamis (15/7/2021), dikutip dari Tribun-Timur.com.
Kemudian, seorang petugas menegur istrinya karena memakai pakaian terbuka atau baju tidur.
"Jadi saya sampaikan apa hubungannya PPKM dengan baju tidur yang terbuka, inikan bukan cuman warkop tapi rumah saya juga. Dan tim PPKM meminta maaf karena hanya salah paham," kata dia.
Namun ketika tim PPKM Mikro keluar dari warkop milik Ivan, salah seorang oknum Satpol PP kembali masuk dan bersikap arogan serta marah-marah sembari menunjuk Riana, istri Ivan.
Kemudian terjadilah penganiayaan oknum Satpol PP sebagaimana dalam video yang viral di media sosial.
Sorotan Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti penanganan penertiban kedisiplinan masyarakat yang dilakukan oleh aparat di lapangan.
Jokowi bahkan secara khusu menyoroti kasus oknum Satpol PP Gowa, Sulawesi Selatan yang melakukan tindakan kasar pada masyarakat saat razia PPKM.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Ratas Evaluasi PPKM Darurat di Istana Merdeka, Jumat (16/2021).
Presiden meminta para aparat di lapangan bertindak tegas namun santun saat melaksanakan tugas.
"Hati-hati dalam menurunkan mobility index mengenai penyekatan dan penanganan terhadap masyarakat, pedagang, PKL, toko," kata Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (17/7/2021).
Jokowi pun mengimbau kepada semua instansi keamanan terkait agar memperhatikan sisi humanis saat melakukan tugas penertiban.
Presiden menilai, cara-cara persuasif justru terkadang lebih bisa diterima dan ditaati masyarakat dengan baik.
"Saya minta kepada Polri dan juga Mendagri, kepada daerah agar jangan keras dan kasar. Tegas dan santun," tegas Jokowi.
"Sambil sosialisasi memberikan ajakan-ajakan, sambil membagi beras, itu mungkin bisa sampai pesannya," ujarnya.
Orang nomor satu di Indonesia itu tampaknya sangat menyayangkan adanya kejadian yang terjadi di Gowa, Sulawesi Selatan.
Menurutnya, tindakan-tindakan semacam itu justru bisa semakin membuat suasana menjadi memanas.
"Saya kira peristiwa-peristiwa yang ada di Sulawesi Selatan misalnya, Satpol PP memukul pemilik warung, apalagi ibu-ibu."
"Ini untuk rakyat menjadi memanaskan suasana," pungkasnya. (TribunWow.com/Rilo)
Sebagian artikel ini diolah Tribunnews.com dengan judul UPDATE Kasus Satpol PP Tampar Ibu Hamil di Gowa, Ngaku Hanya Spontan karena Dilempar Botol