Karena hanya dengan anak yang sehat dan terdidik, masa depannya akan menjadi lebih baik.
“Untuk itu mari kita jaga Kesehatan anak-anak kita, dan kita wujudkan hak-hak mendapatkan kesempatan belajarnya,” kata Jumari.
Baca juga: Tingginya Kasus Covid-19 pada Anak, Perhatikan saat Isolasi Madiri, Butuh Pendampingan dari Orangtua
Kemendikbudristek Bicara soal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Sebelumnya, Kemendikbudristek bicara soal pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menimbulkan kesenjangan bagi para murid di seluruh Indonesia.
Menurut Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Jumeri, pihaknya melakukan kajian soal dampak PJJ bagi anak murid.
"Hasilnya kira-kira 30 persen anak murid kita yang bisa melakukan pembelajaran daring dengan interaktif, yang lainnya masih belum," kata Jumeri dalam Dialog Profuktif di Kanal Youtube FMB9ID_IKP, Kamis (22/7/2021).
Jumeri mengatakan pihaknya tetap terus mendorong pembelajaran tatap muka untuk segera dilakukan, dengan catatan pandemi Covid-19 mereda.
"Karena kesenjangan pembelajaran daring antara kota-desa, antara daerah terdepan dan terluar itu semakin nyata kesenjangannya," katanya.
Jika PJJ terus dipertahankan, kata Jumeri, maka hanya ada satu kelompok masyarakat yang diuntungkan.
"Nanti kelompok masyarakat yang memiliki perangkat dan akses yang memiliki kesempatan yang baik, sedangkan yang lain kurang baik," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami/Reza Deni)
Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul PPKM Darurat, Kini Hanya Tersisa 4 Persen Sekolah yang Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka dan judul Hanya 30 Persen Anak Murid Bisa Mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh secara Interaktif