Virus Corona

Perlu Waspada, Berikut Bahaya Mengobati Covid-19 dengan Antivirus dan Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi obat-obatan. Perlu Waspada, Berikut Bahaya Mengobati Covid-19 dengan Antivirus dan Antibiotik Tanpa Resep Dokter

“Setiap orang yang terinfeksi Covid-19 harus konsultasi dengan dokter, bisa telemedicine, paling tidak satu kali segera setelah terkonfirmasi positif,” ucap Alkaff.

Alkaff menjelaskan bahwa infeksi Covid-19 dibagi menjadi tiga fase berdasarkan waktunya, yakni fase 1, fase 2A-2B, dan fase 3.

Pada setiap fase ini pengobatan yang dibutuhkan berbeda-beda.

“COVID-19 ini adalah penyakit yang memerlukan kejelian dalam menentukan fase-fasenya karena terapinya tidak sama dari hari ke hari sesuai dengan kronologis fasenya."

"Misalnya obat anti peradangan, itu tidak boleh sama sekali diberikan pada pasien Covid-19 fase 1 dan 2,” terangnya.

Sejauh ini ada beberapa jenis obat yang dikenal sebagai terapi obat Covid-19, salah satunya adalah Oseltamivir dan Azithromycin.

Obat tersebut sebenarnya harus menggunakan resep dokter untuk mendapatkannya. 

"Jadi Oseltamivir memang obat bagus buat influenza, obat virus tapi untuk influenza bukan untuk Covid-19, jadi kalau ada influenza selain Covid ya boleh, namun saya kira di Indonesia amat sangat jarang," kata Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zobairi Djoerban, dalam diskusi yang ditayangkan Youtube Kompas TV pada Minggu (18/7/2021).

"Jadi prinsipnya Oseltamivir bukan obat untuk Covid-19." 

Penggunaan obat dengan antibiotik atau steroid tanpa resep dokter juga harus dihindari. 

Pasalnya, penggunaan antibiotik berlebih dimasa pandemi Covid-19 akan memicu ancaman global lain yakni meningkatnya kejadian bakteri multiresisten. 

"Azithromycin adalah antibiotik, antibiotik amat sangat penting untuk menyelamatkan nyawa orang dari infeksi tapi infeksi bakteri, kalau dipergunakan sembarangan terlalu banyak tanpa tanpa indikasi yang benar akan timbul resistensi," lanjutnya.

"Yang resistensi bukan kita tapi bakterinya, jadi bakteri yang terlalu sering dapat  Azithromycin ini kemudian menjadi resisten, nah kalau dia resisten terhadap Azithromycin maka bakteri ini kemudian jadi sulit diatasi yang sekarang relatif mudah diatasi oleh Azithromycin, kecuali memang ada infeksi bakteri."

dr. Purnawati Sujud seorang praktisi Rational Use of Medicine, menyebut harus ada sosialiasi bahwa Azithromycin itu bukan obat Covid-19. 

Dia juga menyampaikan meski jarang ditemukan, ada efek samping dari Azithromycin terhadap irama jantung. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya