Euro 2020

Presiden UEFA Kapok Gunakan Format 11 Venue di Euro 2020, Ceferin: Saya Tidak Akan Mendukungnya Lagi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Piala Euro 2020 (kiri) pada postingan Instagram @euro2020 pada 9 Juni 2021 dan Presiden UEFA Aleksander Ceferin (kanan) pada postingan Instagram @atletibalkan pada 19 April 2021. Presiden UEFA Kapok Gunakan Format 11 Venue di Euro 2020, Ceferin: Saya Tidak Akan Mendukungnya Lagi

TRIBUNWOW.COM - Presiden UEFA, Alexsander Ceferin, mengungkapkan keluhan terkait dengan format penyelenggaraan Euro 2020.

Seperti diketahui, untuk pertama kalinya sejak 61 tahun yang lalu, ajang Piala Eropa atau Euro 2020 diselenggarakan pada beberapa tempat yang berbeda.

Terdapat 11 tempat yang kini dijadikan UEFA sebagai venue Euro 2020 mulai babak penyisihan grup, 16 besar, perempat final, semi final dan final.

Sebelas negara yang terpilih menjadi tuan rumah atau venue Euro 2020 adalah Azerbaijan, Belanda, Denmark, Hongaria Inggris, Italia, Jerman, Romania, Saint Petersburg, Rusia, Skotlandia, dan Spanyol.

Format tersebut sangat berbeda dibandingkan dengan beberapa edisi terakhir Euro seperti 2016 di Prancis, 2012 Polandia-Ukraina, dan 2008 Austria-Swiss.

Perbedaan itu sangat terasa ketika UEFA memilih untuk menggunakan konsep 11 venue di 11 negara.

Bahkan, ketidaksetujuan format ini digunakan kembali pada Euro edisi 2024 langsung dilontarkan oleh Presiden UEFA, Alexsander Ceferin.

Dilansir TribunWow.com dari ESPN, Presiden UEFA, Aleksander Ceferin beranggapan bahwa penyelenggaraan Euro 2020 tidak adil dan tidak boleh terjadi lagi.

Baca juga: Jelang Final EURO 2020 Italia Vs Inggris, Gareth Southgate Tak Sungkan Puji Kualitas Roberto Mancini

Baca juga: 5 Sifat Gareth Southgate hingga Sukses Bawa Inggris Melaju sampai Final EURO 2020 Lawan Italia

Sebenarnya, venue Euro 2020 dicanangkan ke dalam 12 stadion, namun Dublin Arena di Irlandia tidak jadi digunakan sebagai venue dalam ajang empat tahunan benua Eropa tersebut.

Selain itu, para tim peserta harus memainkan laga dengan jarak tempuh jauh di setiap venue yang akan dimainkan.

Mengingat, di setiap pertandingan di Euro 2020 dimainkan secara tidak menetap, sehingga pertimbangan jarak jauh dan jarak waktu per laga yang singkat dirasa juga menjadi penghambat kebugaran pemain di setiap laga.

Selain itu, ketidakadilan juga dapat dirasakan oleh beberapa negara yang tidak mendapatkan jatah venue di Euro 2020.

Trofi Piala Eropa dipamerkan dalam peluncuran logo Euro 2020 Amsterdam. (wiwidbola)

Pasalnya, suporter yang ingin mendukung negaranya berlaga harus menempuh jarak ribuan kilometer dengan beberapa pembatasan perjalanan saat mengikuti tim yang mereka dukung berpindah venue pertandingan.

"Saya tidak akan mendukungnya lagi." kata Ceferin.

"Saya pikir itu terlalu menantang, dengan cara yang tidak benar bahwa beberapa tim harus melakukan perjalanan lebih dari 10.000 km dan yang lainnya 1.000 misalnya."

Halaman
12