Hal tersebut terbukti saat Inggris takluk menyakitkan dari Kroasia di semifinal Piala Dunia 2018.
Saat itu, skuad The Three Lions takluk 2-1 atas Kroasia.
Bahkan gol kedua atau penentu kemenangan Kroasia terjadi di menit ke-109 yang berarti tercipta di babak extra time.
4. Perpaduan antara Pelatih dan Komposisi Pemainnya
Inggris dikenal sebagai negara yang memiliki banyak skuad mentereng di dalamnya.
Namun, jika dilihat dalam beberapa kompetisi terakhir, Inggris selalu bermasalah dalam keegoan seorang pelatih yang memilih pemain starternya dari capaian klub yang dibela saja.
Seperti halnya pemilihan pemain Manchester City yang beberapa musim ini kerap bermain di Liga Champions dan mempengaruhi line up Inggris.
Namun kini di era Southgate, kesenjangan antar pemilihan pemain di susunan starting line up dinilai sudah tidak ada.
Mengingat, Southgate berani memberikan garansi pemain tetap di lini tengah kepada pemain asal Westham United dan Leeds United yang notabene tidak bermain dalam Liga Champions.
Keputusan tersebut dinilai berbeda dari karakter dan perilaku pelatih-pelatih Inggris sebelumnya.
5. Sukses Melahirkan Kesuksesan dan Kepercayaan Diri Pemain
Terakhir, Southgate dinilai dapat memberikan kesuksesan dan kepercayaan diri kepada para pemainnya.
Hal tersebut jelas dapat dilihat kala Inggris berhasil lolos ke babak semifinal Piala Dunia 2018.
Meski tercatat telah 20 tahun Inggris gagal menembus babak semifinal di Piala Dunia.
Namun Gareth Southgate dan anak asuhnya berhasil mematahkan stigma buruk tersebut.