TRIBUNWOW.COM - Dua kakak beradik warga kampung Cipapagan, Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, meninggal dunia setelah positif Covid-19.
Kejadiaan nahas tersebut dialami korban berinisial A (51) dan Y (45) pada Sabtu, (3/7/2021).
Keduanya meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri bersama dalam satu rumah.
Baca juga: Detik-detik Jenazah Pasien Covid-19 di Riau Diambil Paksa, Warga Ramai-ramai Serbu Rumah Sakit
Insiden tersebut dibenarkan oleh ketua RW setempat, Edi Junaedi.
Edi mengatakan, kedua warganya tersebut meninggal dalam jangka waktu yang belum lama, yaitu hanya satu jam.
"Dua orang (meninggal) jarak satu jam," kata Edi Junaedi dikutip TribunWow.com dari YouTube iNews, Senin (5/7/2021).
Sebelumnya, kedua korban sempat mengalami gejala demam.
Mereka lalu mengisolasi diri bersama empat anggota keluarga lain dalam satu rumah.
Namun, keduanya justru tak terselamatkan diduga karena kurangnya perhatian.
Baca juga: Krisis Oksigen, Dokter di Yogyakarta Akui Situasi Mengerikan karena Covid-19: Presiden Harus Lihat
"Sebelum meninggal yang kakaknya diswab hasilnya positif dua-duanya," kata Edi.
"Bibinya juga sudah dites positif, barusan langsung dibawa ke rumah sakit untuk isolasi," pungkasnya.
Jenazah keduanya langsung dievakuasi dan dimakamkan oleh petugas dengan prtokol ketat Covid-19.
Sementara empat anggota keluarga lainnya yang juga positif kini dikarantina di rumah sakit.
Diduga Tak Mendapat Perhatian Satgas
Kejadian itu mengundang keprihatinan anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Rahmat Soegandar.
Pasalnya, korban semestinya langsung mendapatkan penanganan Satgas dalam hal ini Dinas Kesehatan setempat.
Dikutip dari TribunJabar, Rahmat sangat menyayangkan adanya kejadian ironis tersebut.
"Kejadian seperti ini sebenarnya tidak boleh terjadi. Penanganan Covid-19 kan jelas ada satgasnya," kata Rahmat.
"Termasuk juga yang melakukan isolasi mandiri. Tetap harus mendapat perhatian. Sehingga tidak ada pasien yang terabaikan," kata Rahmat.
Baca juga: Minta Akhiri Isu Endorse Covid-19, dr Tirta Soroti Kondisi Kritis: Ini Tidak Menakut-nakuti
Diketahui, warga sekitar sempat melapor ke kelurahan saat kondisi A dan Y menurun.
Namun, belum sempat ada tanggapan sigap dari Satgas setempat.
Warga sempat kembali melapor ke kelurahan dan lagi-lagi tidak ada respons.
Bahkan, ketua RW setempat akhirnya justru menguhubungi seorang anggota dewan.
"Saya tidak tahu di mana putusnya koordinasi. Apa kelurahan memang tidak respons. Apakah kelurahan sudah lapor ke Puskesmas tapi tak direspons," kata Rahmat.
"Yang jelas kejadian seperti ini jangan sampai terulang," tegasnya.
Karena kejadian tersebut, Rahmat mengharapkan adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antar tingkatan satgas, mulai dari kota, kecamatan, kelurahan hingga RW.
Hal itu semata-mata agar kejadian serupa tidak terulang, mengingat angka penularan Covid-19 semakin meningkat.
"Selain itu satgas kota, kecamatan maupun kelurahan sering-sering lah memantau langsung ke lapangan," ujar Rahmat.
Baca juga: Kondisi Terkini Roger Danuarta yang Jalani Isolasi Mandiri Covid-19, Sempat Pusing hingga Diare
(TribunWow.com/Rilo)
Berita terkait Virus Corona
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kakak Adik Pasien Covid-19 di Kota Tasik Meninggal Diduga Kurang Perawatan, Ini Kata Anggota DPRD