TRIBUNWOW.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menjadi sorotan setelah membuat poster yang menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir dari akun Instagram BEM UI @bemui_official pada Sabtu (26/6/2021), pihaknya memposting sebuah poster dan menjuluki Jokowi sebagai King of Lip Service.
Dalam postingan tersebut, tesemat sebuah tulisan bahwa Jokowi kerap mengobral janji manis tanpa adanya realisasi.
Adapun jani manis dalam postingan tersebut antara lain rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya.
"JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE," tulis BEM UI dalam akun Instagram @bemui_official pada Sabtu (26/6/2021).
"Halo, UI dan Indonesia! Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras."
"Katanya begini, faktanya begitu."
"Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya."
"Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk "lip service" semata."
"Berhenti membual, rakyat sudah mual!"
"Brigade UI 2021."
Buat Aksi Acungkan Kartu Kuning ke Jokowi
Diketahui, BEM UI bukan kali ini saja menjadi sorotan karena mengkritik pemerintah.
Tahun 2018, Ketua BEM UI saat itu, Zaadit Taqwa pernah melakukan aksi nekat dengan mengacungkan kartu kuning kepada Jokowi.
Saat itu, diketahui Jokowi sedang menghadiri Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia di Kampus UI, Depok, Jumat (2/2/2018).
BEM UI saat itu sebenarnya telah menggelar aksi di luar ruangan.
Akan tetapi, Atribut yang dibunakan BEM UI dalam aksi tersebut diamankan olah pihak kepolisian dan keamanan kampus.
Akhirnya, Zaadit nekat dan melakukan aksinya di dalam ruangan.
Baca juga: Presiden BEM UI hingga Pembuat Meme Jokowi King of Lip Service Diserang Hacker, Incar Akun Medsos
Baca juga: Saat BEM UI Nobatkan Jokowi sebagai King of Lip Service, Ade Armando: Enggak Nyampai Pikirannya
Dikarenakan pengawasan cukup ketat, Zaadit diketahui menggunakan map berwarna kuning milik paduan suara.
buku paduan suara berwarna kuning tersebut di layangkan kepada Jokowi yang saat itu hadir dan masih berada di atas panggung.
"Itu tadi buku paduan suara, karena pengawasannya lumayan ketat tadi pas masuk ke dalam."
"Makanya kita pakai buku paduan suara biar bisa masuk," kata Zaadit.
Tidak hanya mengangkat map berwarna kuning, Zaadit juga meniupkan sebuah peluit guna menarik perhatian.
Baca juga: Diminta Pihak Kampus Hapus Unggahan Jokowi King of Lip Service, Ini Sikap Presiden BEM UI
Dikutip dari Kompas.com, Zaadit mengatakan, kartu kuning itu diberikan kepada Jokowi sebagai bentuk peringatan atas berbagai masalah yang terjadi di dalam negeri.
"Kita memang ngasih peringatan buat Jokowi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa yang sedang terjadi," kata Zaadit, Jumat (2/2/2021).
Akibat aksinya, Zaadit saat itu diamankan oleh pasampres.
Juluki DPR sebagai Dewan pengkhianat Rakyat
Aksi BEM UI selanjutnya adalah menjuluki DPR sebagai 'Dewan Pengkhianat Rakyat'.
Hal tersebut berawal saat ribuan mahasiswa turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019).
Dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (28/6/2021), saat itu mereka menolak revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).
Sekitar pukul 17.40 WIB, sejumlah perwakilan dari berbagai universitas akhirnya diperbolehkan masuk ke gedung DPR untuk menyampaikan aspirasi.
Pada audiensi tersebut, mereka diterima oleh Ketua Badan Legislasi (Baleg) Supratman Andi Atgas dan anggota Komisi III Masinton Pasaribu di ruang Baleg, gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Saat itu, satu dari antara partisipan yang diperkenankan masuk, Manik Margamahendra mempertanyakan anggota DPR Komisi III yang tidak hadir.
"Ke mana anggota Komisi III yang lain, kenapa tidak ada di sini? Apakah bapak-bapak sudah mengetahui lembar kesepakatan kami dengan sekjen DPR RI?" tanya Manik Marganamahendra.
Supratman lalu mempertanyakan lembar kesepakatan apa yang dimaksud Manik.
"Lho, ada lembar kesepakatan dengan Sekjen?" tanya Supratman.
Setelah mendengar jawaban Supratman yang tak mengetahui soal kesepakatan tersebut, para mahasiswa pun kecewa.
Mahasiswa yang masuk ke gedung tersbut menilai bahwa DPR tidak mendengarkan aspirasi mereka.
"Berarti bapak-bapak tidak mendengarkan apa yang kami suarakan dari kemarin," seru Manik diikuti tepuk tangan para mahasiswa.
Menanggapi hal itu, Masinton menuturkan, langkah mahasiswa menyampaikan aspirasinya ke Sekjen DPR adalah cara yang salah.
Merasa kecewa, Manik pun menyerukan mosi tidak percaya kepada DPR.
Sembari keluar ruangan Baleg DPR, ia menyatakan kegeramannya, UU KPK yang telah disahkan dan RKUHP itu bermasalah.
"UU KPK dan RKUHP masih banyak masalah, intinya, hari ini kami berikan mosi tidak percaya kepada DPR, karena kami merasa kecewa."
"Bapak-bapak ternyata tidak mendengar aspirasi kami, hari ini kami nyatakan mosi tidak percaya kepada Dewan Pengkhianat Rakyat," ujar Manik diikuti seruan mahasiswa lainnya. (TribunWow.com/Krisna)
Berita terkait peristiwa viral lainnya
Sebagian artikel ini telah diolah dari Tribunnews.com dengan judul 3 Aksi Viral BEM UI, Beri Kartu Kuning untuk Jokowi hingga Sebut DPR Dewan Pengkhianat Rakyat dan Kompas.com dengan judul Cerita Ketua BEM UI Nekat Kartu Kuning Jokowi dan Diamankan Paspampres