TRIBUNWOW.COM - Fakta terbaru terkait kasus pencabulan oleh pengasuh asrama di Solok, Sumatera Barat (Sumbar), berinisial MS, akhirnya terungkap.
Dilansir TribunWow.com, Bupati Solok, Epyardi Asda menyebut pihaknya menerima laporan ada 14 remaja korban keganasan MS.
Sebagian besar korban tak lapor polisi karena takut lantaran identitasnya bakal tersebar.
"Ada 14 orang, tiga lapor dan lainnya tidak lapor karena takut atau tidak ingin dipublikasikan dan ada yang hanya dipegang-pegang saja," tutur Epyardi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (17/6/2021).
Epyardi berharap pelaku segera ditangkap.
Karena menurutnya, pelaku sudah sangat meresahkan warga.
"Ini sudah meresahkan. Tiga bulan dia di Solok, namun sudah belasan yang dicabuli. Kita akan dukung upaya polisi menangkapnya," lanjutnya.
Baca juga: Anaknya Melawan saat Mau Dicabuli, Ayah Tiri di Buton Utara Akhirnya Minta Maaf ke Korban
Baca juga: Cabuli hingga Minta Murid Videokan Alat Vital, Guru di Sumbar Diduga Gay, Polisi: Ada 4 Korban Lagi
Pernyataan serupa diungkapkan Kasat Reskrim Polres Solok Arosuka, Iptu Rifki Yudha Ersanda.
Ia membenarkan polisi menduga korban pencabulan MS lebih dari tiga orang.
Hanya saja, korban dan orangtua enggan lapor polisi.
"Informasinya memang sampai belasan, tapi belum kita pastikan," tutur Rifki, Kamis (17/6/2021).
Hingga kini, pihaknya belum bisa memastikan jumlah korban pencabulan MS.
Hal itu berkaitan dengan para korban yang enggan melapor.
"Iya belum melapor. Namun, dengan telah melapornya tiga korban, kasus itu sudah kita proses dan tetapkan tersangkanya MS," sambungnya.
Polisi, disebutnya kini masih mengejar MS yang diduga kabur dari Sumatera Barat.
"Dia sudah kabur dan kita tetapkan jadi DPO. Kita akan kejar dia dan bekerjasama dengan Polri se-Indonesia."
Baca juga: Oknum Guru di Sumbar Diduga Penyuka Sesama Jenis, Minta Video Alat Vital hingga Cabuli Korban
Baca juga: Detik-detik Mahasiswa Cabuli Bayi 15 Bulan, Ngaku Hobi Lihat Video Porno hingga Nafsu Lihat Korban
Minta Korban Videokan Alat Vital
Dilansir oleh TribunWow.com, Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Ferlyanto Pratama, menyebut ada empat anak lagi yang menjadi korban keganasan sang guru.
Namun, kata Ferlyanto, empat siswa tersebut belum melapor ke polisi karena tengah mengikuti ujian.
"Setelah kita kembangkan kasus, ada 4 orang lagi pelajar di sekolah itu yang menjadi korban," jelas Ferlyanto.
Ferlyanto mengatakan jumlah korban mungkin akan bertambah seiring dengan dilakukannya penyelidikan.
Karena itu, hingga kini pihak kepolisian masih terus mengembangkan kasus ini.
"Belum membuat laporan. Orangtua korban tidak ingin konsentrasi anaknya terganggu karena kasus itu."
"Bisa jadi ada korban lain. Kita sedang kembangkan kasusnya."
Berbuat Tak Senonoh
Di sisi lain, sebelumnya MS diringkus polisi seusai berbuat tak senonoh pada seorang murid pria yang masih berusia 14 tahun.
Perbuatan cabul itu dilakukan MS di ruang kepala sekolah.
Ia memaksa muridnya melakukan masturbasi di hadapannya.
Diduga, MS merupakan penyuka sesama jenis alias gay.
Tak hanya memaksa masturbasi, MS juga meminta video syur pada muridnya.
Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Ferlyanto membenarkan adanya kasus ini.
"Unit II PPA Polres Padang Panjang telah mengamankan pelaku tindak pidana perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur," ucap Ferlyanto, dikutip dari TribunPadang.com, Selasa (15/6/2021).
Menurut Felyanto, kasus asusila itu bermula saat MS menghubungi korban lewat pesan Instagram.
Saat itu, pelaku meminta korban mengirimkan video alat vitalnya.
"Awalnya pada Sabtu (26/12/2020) yang lalu, pelaku menghubungi korban lewat pesan Instagram," jelas Ferlyanto.
MS, kata Ferlyanto, membujuk korban dengan menyebut video tersebut akan meningkatkan rasa percaya diri muridnya tersebut.
Namun, saat itu korban enggan mengirimkan video yang diminta MS.
"Pelaku beralasan kalau hal itu dapat meningkatkan percaya diri."
Baca juga: Kronologi Pria Cabuli Anak Tiri sejak 2015, Bermula saat Pelaku Dipijit lalu Paksa Korban Buka Baju
Dicabuli 3 Kali
Pada Minggu (27/12/2020) lalu, MS meminta korban menemuinya di asrama sekolah di Kecamatan Padang Panjang, Kota Padang Panjang.
Pertemuan keduanya berlanjut ke kamar wali asrama.
Di sana, MS memaksa korban melakukan masturbasi.
"Pelaku mengatakan kalau masturbasi dapat meningkatkan percaya diri sehingga korban termakan bujukannya."
Menurut Ferlyanto, MS melakukan aksi cabul dengan membantu korban masturbasi.
Tindakan cabul itu berkali-kali dilakukan MS.
Setidaknya, MS sudah mengajak korban melakukan masturbasi sebanyak 3 kali.
Tindakan itu dilakukan MS sekali di kamar wali asrama, dan dua kali di ruangan kantor kepala sekolah pada 6 dan 16 Januari 2021. (TribunWow.com)
Artikel ini telah diolah dari Kompas.com dengan judul Bupati Solok: Korban Pencabulan Jadi 14 Orang, Mereka Tak Melapor karena Takut, Korban Pencabulan Guru SMP di Padang Panjang Bertambah 4 Anak, dan TribunPadang.com dengan judul Tak Cuma Suruh Masturbasi, Oknum Pak Guru SMP di Sumbar juga Minta Video Syur ke Murid Cowok