Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Joe Biden, dalam panggilan telepon dengan Bennett, “menyampaikan bahwa pemerintahannya bermaksud untuk bekerja sama dengan pemerintah Israel dalam upaya untuk memajukan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bagi Israel dan Palestina”.
Pernyataan sebelumnya mengatakan presiden AS berharap dapat bekerja dengan Bennett. "Israel tidak memiliki teman yang lebih baik dari pada Amerika Serikat," katanya.
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, mengatakan dia menantikan untuk memperkuat kemitraan UE-Israel “untuk kemakmuran bersama dan menuju perdamaian dan stabilitas regional yang langgeng”.
Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, berkata, “Saya berharap dapat melanjutkan kerja sama di bidang keamanan, perdagangan, dan perubahan iklim, serta bekerja sama untuk mengamankan perdamaian di kawasan.”
Bennett (49 tahun) dilantik pada Minggu (13/6/2021) malam waktu setempat, setelah pemimpin oposisi, Yair Lapid, mantan pembawa berita TV berhaluan tengah, memenangkan mosi percaya di Knesset dengan keunggulan tipis 60-59 kursi.
Di bawah perjanjian pembagian kekuasaan, Bennett akan menyerahkan kendali kepada Lapid setelah 2 tahun.
Pemerintahan baru memecahkan kebuntuan politik yang telah menghasilkan 4 pemilihan umum cepat sejak 2019.
Selama waktu itu, Netanyahu yang terkenal karena keterampilan politiknya, berhasil membuat para pesaingnya bertengkar dan terpecah.
Pada 2019 itu, dia mempertahankan kekuasaan di tengah dakwaan dalam 3 kasus tindak pidana korupsi, tapi ia membantah semua tuduhan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perdana Menteri Palestina: Naftali Bennett dan Benjamin Netanyahu Sama Buruknya"