Sementara itu berdasarkan keterangan dari Camat Candipuro, Wasidi menyebut warga sudah sangat kesal karena polisi dianggap tak peduli maraknya begal di wilayah tersebut.
Menurut Wasidi, ada ribuan warganya yang berunjuk rasa dan membakar Mapolsek Candipuro.
"Sehingga Masyarakat sudah geram, satu kecamatan berkumpul disini," kata Wasidi, dikutip dari TribunLampung.com, Rabu (19/5/2021).
"Ada ribuan orang yang datang dan menyerbu Mapolsek Candipuro."
Sebelum membakar, kata Wasidi, warga sempat melempari Mapolsek Cadipuro menggunakan batu.
Kejadian itu berlangsung sekira pukul 23.00 WIB.
"Warga yang terlanjur kesal melempari Mapolsek itu dengan batu, dan beberapa barang di Mapolsek itu di buang ke luar dan di bakar," lanjutnya.
Wasidi menjelaskan, warga merasa kecewa karena polisi dianggap lamban menangani begal di wilayah itu.
Bahkan, ia menyebut dalam satu hari pernah terjadi lima kali pembegalan di daerahnya dan hingga kini belum terungkap.
"Hampir setiap hari ada penodongan, pembagalan. Warga sudah melapor cuma tidak ada tindakan dari kepolisian, seakan-akan tidak mau tau," kata Wasidi.
Baca juga: Mapolsek Cadipuro Dibakar Massa seusai Dianggap Tak Mampu Tangani Begal, 2 Polisi Lari Ketakutan
Bantahan Polisi
Kapolsek Cadipuro, AKP Ahmad Hazuan membenarkan adanya kejadian itu.
Ahmad mengaku belum tahu pasti apakah warga yang berdemo dan membakar kantor polisi adalah warga Desa Beringin.
"Iya, tadi malam kejadiannya. Massa membakar mapolsek," ujar Ahmad, Rabu (19/5/2021).
Ia menyebut ruangan yang terbakar adalah ruang Sentra Pelayanan KepolisianTerpadu (SPKT).