Rahma Deni menuturkan warga sudah geram dan sangat keberatan dengan kandang tersebut karena lalatnya sangat banyak. Namun mereka tidak tahu mau mengadu ke siapa.
Di Jorong Koto Tingga, sebut Rahma Deni, ada sekitar 200 rumah warga.
Tak hanya rumah warga di jorong Koto Tingga, lalat akibat bau tak sedap karena kandang ayam di sana juga telah sampai ke jorong-jorong tetangga, hanya saja belum terlalu banyak.
Menurut Rahma Deni, pihak jorong sudah pernah memberi peringatan ke pihak peternak, dan pihak peternak komitmen untuk bertanggung jawab. Namun hanya bertahan selama 2 bulan.
"Sesudah itu mereka tidak mentaati lagi imbauan jorong untuk memberantas lalat," terang Rahma Deni.
Deni mengungkapkan, di Jorong Koto Tingga ada sekitar 7 kandang ayam.
Kandang ayam itu berdiri sekitar 2017 lalu.
Waktu pertama kali mendirikan usaha, ungkap Rahma Deni, diduga pihak peternak tidak pernah meminta izin kepada warga sekitar.
Mereka baru izin ketika warga pertama kali melalukan protes karena banyaknya lalat yang dihasilkan.
"Di sini mereka baru berjanji akan menjaga kebersihan kandang dan pemberian lem lalat ke warga. Tapi itu mereka indahkan sekitar 3 bulan, setelah itu kembali lagi terjadi."
"Mereka beralasan cuaca, kemudian terjadi lagi, dan mereka menambah lem lalat ke warga dan pas lebaran kemarin terjadi lagi sampai sekarang lalat masih banyak," tutur Rahma Deni.
Baca juga: Sosok NN, ART yang Viral Aniaya Majikan Lansia, Lihat Tampangnya saat Ditangkap Polisi
Kata Rahma Deni, kemunculan lalat yang paling parah itu terjadi sekitar tahun 2019 karena kandang sudah mulai banyak hingga smpai sekarang.
Warga melakukan antisipasi hanya dengan menaruh lem lalat di rumah masing-masing.
Rahma Deni mengaku hampir setiap hari merogoh kocek untuk membeli lem lalat.
"Mau tak mau warga harus mengeluarkan biaya untuk beli lem lalat," tambah Rahma Deni.