Konflik Palestina Vs Israel

Satu-satunya Lab Covid-19 di Gaza Dihancurkan Israel, Saksi Mata: Tiba-tiba Rudal F16 Menghantam

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan, pada 17 Mei 2021.

Sebelum terjadi eskalasi konflik antara Israel dan Hamas, Gaza melakukan tes Covid-19 rata-rata 1.600 orang setiap hari.

Tingkat tes positif termasuk yang tertinggi di dunia, mencapai 28 persen dan rumah sakit dipenuhi oleh pasien.

WHO mengatakan 103.000 orang telah dites positif Covid-19 di Gaza, lebih dari 930 di antaranya meninggal.

Serangan Israel di Gaza sejak 10 Mei lalu, menyebabkan dua dokter ahli di Palestina meninggal dunia.

Keduanya yakni Ayman Abu Al-Ouf, kepala penyakit dalam di Rumah Sakit al-Shifa dan Moeen al-Aloul, seorang ahli saraf.

Baca juga: Surat Terbuka MUI untuk Kepala Negara Dekat Wilayah Palestina, Dorong Putus Hubungan dengan Israel

Update Korban Meninggal akibat Serangan Israel

Masih Terus Digempur, Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Bertambah Jadi 103 Orang ( Foto: Anadolu Agency)

Hingga Selasa (18/5/2021), Israel masih terus membombardir Jalur Gaza.

Bahkan militer Israel juga menyerang Lebanon, sebagai balasan peluncuran enam roket menuju negara Yahudi itu.

Menurut laporan Al Jazeera, hingga Selasa ini korban meninggal dunia di Palestina pasca eskalasi konflik Hamas-Israel mencapai 212 orang, termasuk 61 anak-anak.

Di sisi lain, 10 warga Israel tewas, termasuk dua anak, dan setidaknya 300 orang Israel terluka.

Presiden AS, Joe Biden pada Senin (17/5/2021) bicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk ketiga kalinya sejak rentetan kekerasan Israel-Palestina.

Biden menyatakan dukungan untuk diadakan gencatan senjata. (Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Berita terkait Israel Serang Jalur Gaza

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Israel Hancurkan Satu-satunya Lab Covid-19 di Gaza, Saksi Mata: Tak Ada Tempat Aman di Sini