Larangan Mudik

Media Asing Soroti Mudik Dilarang Dua Tahun Berturut, Ada Kondisi Berbeda di Banyuwangi

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana mudik lebaran di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, ditayangkan Minggu (9/5/2021).

TRIBUNWOW.COM - Larangan mudik yang ditetapkan Pemerintah Indonesia turut menuai perhatian media asing.

Seperti diketahui, pemerintah menetapkan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.

Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 antarkota secara masif.

Suasana jelang berbuka puasa di Banyuwangi, warga berburu takjil, Minggu (9/5/2021). (Capture YouTube The Strait Times)

Baca juga: Fakta Viral Video Gadis Tak Sengaja Ketemu Ayahnya saat Perjalanan Mudik, Ini Cerita di Baliknya

Dilansir TribunWow.com, media asing melalui kanal YouTube The Straits Time menyoroti larangan tersebut, Minggu (9/5/2021).

Pasalnya larangan mudik itu sudah dilakukan dua tahun berturut-turut, seperti yang tertera pada judulnya Indonesia bans mudik for a second year.

Berikut liputan The Strait Times selengkapnya.

Secara tradisi, pada akhir bulan Ramadan jutaan masyarakat Indonesia kembali ke rumah mereka untuk melakukan perayaan Idul Fitri.

Perjalanan besar-besaran ini disebut sebagai mudik.

Namun seperti tahun sebelumnya, pemerintah telah melarang perjalanan mudik mulai dari 6 sampai 17 Mei.

Jalan antarkota diblokir.

Penjualan tiket untuk perjalanan jarak jauh telah ditunda.

Banyak yang mencuri-curi waktu untuk mudik sebelum larangan mulai diberlakukan.

Kereta yang berangkat melalui Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Gambir di Jakarta mengalami kenaikan jumlah penumpang.

Meskipun sudah dilarang, sekitar 18 juta orang berharap dapat mudik ke kampung halaman.

Baca juga: Jawaban Kapolda Jawa Barat soal Video Viral yang Disebut Ratusan Pemudik Motor Terobos Penyekatan

Kebanyakan menuju Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur, berdasarkan survei Kementerian Perhubungan.

Sementara itu, situasi berbeda dialami para penduduk di Banyuwangi, Jawa Timur pada Ramadan tahun ini.

Mereka dapat menikmati pasar malam, membeli takjil, serta penganan untuk berbuka puasa.

Mereka juga dapat beribadah salat Jumat di masjid dan melakukan salat berjemaah.

Seorang warga Banyuwangi, Fitri Koreasari berharap larangan mudik diperlonggar sehingga ia dapat merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga terkasih.

"Lebaran tahun kemarin karena Banyuwangi zona merah, kita enggak bisa ke mana-mana. Kumpul keluarga pun enggak bisa," kata Fitri.

"Kayak saya ini sama orang tua dekat rumahnya tetapi enggak bisa ke sana. Memang benar-benar di rumah, sudah, mengikuti aturan pemerintah yang di rumah itu," lanjutnya.

Ia berharap lebaran tahun ini akan berbeda daripada sebelumnya.

Selain itu, ia juga berharap dapat berkumpul dengan keluarga, setidaknya dengan mereka yang ada di sekitar Banyuwangi.

"Kalau tahun ini pengennya suasana lebarannya lebih meriah, bisa kumpul keluarga," kata Fitri.

"Biarpun saudara jauh enggak bisa pulang, ya minimal bisa kumpul keluarga yang dekat," tambahnya.

Lihat videonya mulai dari awal:

Ganjar Pranowo Jawab Komentar Pedas Netizen soal Larangan Mudik

Masyarakat Indonesia belakangan ini ramai mengeluhkan adanya peraturan larangan mudik karena pandemi Covid-19.

Bentuk keluhan tersebut satu di antaranya dituangkan lewat komentar-komentar di media sosial (medsos).

Lewat akun YouTube-nya @Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi soal keluhan warganet terhadap larangan mudik.

Baca juga: Pemudik Nekat Sembunyi di Dalam Mobil Boks bersama Motor, Terbongkar saat Kain Tiba-tiba Bergerak

Awalnya, ia mengungkit soal keluhan yang berkembang di masyarakat seputar larangan mudik.

Yakni komentar warganet yang membandingkan larangan mudik yang berbanding terbalik dengan dibukanya tempat wisata dan pusat perbelanjaan.

"Ada juga teman Anda yang Masha Allah galaknya minta ampun," kata Ganjar.

"Kalau nulis komentar di medsos, 'peraturan apa itu?'," ungkapnya membacakan komentar warganet.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons soal keluhan para warganet seputar larangan mudik pada lebaran tahun 2021 ini. (youtube Ganjar Pranowo)

"kalau yang dikhawatirkan dan penularan, lha kenapa tempat wisata dibuka? Kenapa sekolah, kantor, pasar, mal, swalayan, tempat wisata semuanya dibuka? Itu malah jelas-jelas sangat membahayakan dan sumber penularan, masak yang dilarang kok cuma mudik," ucap Ganjar membacakan komentar warganet.

"Begitulah kalau teman Anda itu menggerutu dan cenderung misuh," ungkap gubernur yang khas dengan rambut putihnya itu.

Ganjar lalu mengutip sejumlah makian yang kerap dipakai oleh warganet.

"Ono sing ngomong (ada yang ngomong) mbelgedes, kampret, cebong," ujarnya sambil tertawa.

Ganjar kemudian menegaskan bahwa mudik tidak dilarang dengan syarat tertentu.

"Jadi begini, yang melarang mudik itu siapa? Mudik itu boleh silahkan," kata dia.

"Tapi mudiknya virtual saja," lanjutnya.

Ganjar lalu mengungkit bagaimana masa awal pandemi begitu banyak pasien Covid-19, tenaga medis bekerja keras, hingga tukang gali kubur tak henti-henti bekerja.

Ia mengingatkan betapa bahayanya orang yang berpotensi terpapar Covid-19.

"Kita ini sangat berpotensi jadi penyebab kematian, satu, dua, puluhan, bahkan ratusan nyawa," kata Ganjar.

Terakhir Ganjar menegaskan bahwa keselamtan nyawa manusia lebih penting di atas tradisi dan sebagainya. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)

Baca berita lainnya terkait larangan mudik