"Pasien yang sudah didiagnosa Covid, kemudian menjalani perawatan, lalu setelah perawatan dia dites PCR hasilnya negatif, terkadang untuk penyembuhan secara sempurna butuh waktu dan tergantung kondisi," tutur Makky.
"Ada beberapa orang yang mempunyai komorbid seperti asma atau diabetes dan lain-lain, saat proses penyembuhan atau rehabilitasi ini terkadang mengalami gangguan berat."
Menurut Makky, virus ini memicu terjadinya badai sitokin dalam paru-paru yang bisa menimbulkan peradangan.
Akibatnya, sang pasien kesulitan bernapas hingga akan terjadi pengentalan darah yang bisa berakibat fatal.
"Badai sitokin atau peradangan berat di paru-paru itu terkadang membuat seseorang sulit bernapas bahkan cenderung bisa terjadi pengentalan darah dan berakibat kematian," terang Makky.
Menurut Makky, pasien yang memiliki riwayat asma seperti Raditya Oloan akan mendapat perawatan khusus.
Pasalnya, penyakit yang diidap selama ini bisa memperparah kondisinya jika mengalami komplikasi dengan Covid-19.
"Pasien yang terkena Covid kemudian menjalani pengobatan melalui proses karantina, ketika dia mempunyai komorbid, pasti akan mempunyai treatment yang berbeda, apalagi asma," kata Makky.
"Karena tempat Covid itu adanya di paru-paru, dan saluran pernapasan atas."
"Pasien yang memiliki asma biasanya cenderung lebih berat, karena mereka punya penyempitan di saluran pernapasan yang memang sebelumnya sudah sering kambuh, sehingga mempunyai dua permasalahan di paru-parunya."
Terkait kasus Raditya Oloan yang meninggal meski dinyatakan sembuh dari Covid-19, Makky memberikan keterangan.
Menurut Makky, ada saatnya pasien yang memiliki komorbid harus menunggu sementara waktu agar dapat pulih seperti sedia kala.
Bahkan, tak jarang pasien yang menderita kerusakan organ dalam setelah terkena Covid-19.
"Tidak serta merta setelah selesai Covid itu langsung sehat," kata Makky.
"Kadang ada beberapa orang yang mempunyai imbas atau dampak di beberapa organ tertentu," tandasnya. (TribunWow.com)