Terkini Daerah

Kelompok Separatis di Papua Barat Kembali ke Pangkuan NKRI: Jika Kami Ingkar, Siap Diproses

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) Alex Hamberi menyatakan kelompoknya kembali setia ke Indonesia, Selasa (4/5/2021) malam.

TRIBUNWOW.COM - Kelompok separatis Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) wilayah Meepago, Nabire, Papua menyatakan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dilansir TribunWow.com, kelompok yang dikepalai Alex Hamberi ini memberi pernyataan sembari membentangkan bendera merah putih pada Selasa (4/5/2021) malam, seperti yang tampak dalam tayangan kanal YouTube.

Pernyataan itu disaksikan para ketua adat Kampung Sima dan aparat TNI-Polri.

Gubernur Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) Alex Hamberi menyatakan kelompoknya kembali setia ke Indonesia, Selasa (4/5/2021) malam. (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: KKB Ditetapkan Teroris, OPM Sebut Sama saja Mengecap Seluruh Orang Papua: Mau Jadi Budak?

Selain itu turut hadir pula Kasat Intelkam Polres Nabire AKP Made Sudarma, Kapolsubsektor Wami Aipda Harsono, Kepala Suku Sarakwari Yerisiam Agus Rumatra, Kepala Suku Besar Yerisiam Ayub Kowoy, Kepala Kampung Sima Daniel Inggeruhi, serta tokoh agama Pendeta Yohanes Rarawi.

Alex Hamberi selaku Gubernur NRFPB membacakan surat pernyataan sebagai rangkaian akhir acara.

Berikut pernyataan Alex Hamberi mewakili NRFPB selengkapnya.

Sehubungan dengan kami yang pernah direkrut menjadi anggota NRFPB, bahkan kami telah ditunjuk sebagai Gubernur wilayah Meepago dalam kelompok NRFPB untuk Kabupaten Nabire, Papua.

Maka pada hari ini Selasa, 4 Mei 2021, saya:

Nama: Alex Hamberi

Umur: 51 tahun

Pekerjaan: Swasta

Agama: Kristen

Alamat: Kampung Sima, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire

bersama seluruh saudara, rekan, dan sahabat saya yang namanya terlampir di bawah ini. Atas nama Tuhan Yang Maha Esa dan demi kedamaian seluruh umat manusia, maka dengan sepenuh hati, kesadaran, serta sejujur-jujurnya, kami menyatakan diri sebagai berikut.

Baca juga: Mahfud MD Tegaskan Pemberantasan Pemberontak Bukan Memusuhi Rakyat Papua: 92 Persen Pro Republik

1. Kami berhenti dan keluar dari keanggotan kelompok NRFPB dan kami kembali menjadi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baik dengan mengamalkan Pancasila dan Undang-undang 1945 dengan sungguh-sungguh.

2. Kami tidak akan lagi melakukan segala bentuk kegiatan-kegiatan NRFPB di manapun kami berada.

3. Kami tidak akan lagi menerima ajakan, bujukan, tawaran untuk bergabung dengan kelompok-kelompok yang mempunyai paham berseberangan dengan Pancasila dan Undang-undang 1945.

4. Kami akan menjalani hidup seperti biasa dengan menghormati pemerintahan yang ada dan menjaga keamanan, kerukunan, dan damai bermasyarakat.

5. Dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami memohon maaf kepada seluruh warga NKRI, khususnya warga Kampung Sima, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire atas segala perkataan dan perilaku kami yang pernah kami lakukan selama ini. Mohon kami diterima kembali menjadi warga Kampung Sima seperti dulu.

6. Jika nanti suatu saat kami atau di antara kami mengingkari surat pernyataan ini, maka kami seluruhnya siap untuk diproses sesuai hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Demikian surat pernyataan kami, kami buat dengan sepenuh hati dan sebenar-benarnya tanpa dipaksa dari siapapun juga dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Simak videonya mulai dari awal:

OPM Tanggapi Penetapan KKB sebagai Teroris

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom angkat bicara tentang keputusan pemerintah menetapkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) sebagai teroris.

Dilansir TribunWow.com, videonya beredar di media sosial dan diunggah ulang kanal YouTube TvOne, Selasa (4/5/2021).

Diketahui sebelumnya pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut KKB yang akhir-akhir ini melakukan penyerangan terhadap warga sipil dan aparat adalah teroris.

Baca juga: KKB Ditetapkan Jadi Kelompok Teroris, Gubernur Papua Ungkap Dampak Psikososial hingga Konsultasi PBB

Keputusan ini sontak membuat banyak pihak meminta pemerintah mengkaji ulang, karena dikhawatirkan akan menimbulkan stigma buruk bagi masyarakat Papua.

"Pada hari ini tanggal 3 Mei 2021, saya Sebby Sambom Juru Bicara TPNPB-OPM, atas nama panglima, atas nama alam, atas nama Tuhan, atas nama moyang, dan atas nama rakyat Papua," kata Sebby Sambom.

"Kami mengeluarkan imbauan dan seruan," lanjutnya.

Ia menyinggung penetapan status teroris bagi KKB.

Sebby menyebut hal itu sama saja dengan mengecap seluruh masyarakat Papua adalah teroris.

"Pertama, kami mengimbau kepada seluruh penduduk asli Papua, bahwa pernyataan pemerintah melalui Menteri Mahfud MD mengatakan bahwa orang Papua adalah teroris, TPNPB teroris, semua yang berafiliasi itu teroris," katanya.

"Artinya bahwa siapa saja orang asli Papua, baik itu gubernur, pejabat, pemerintah, sampai ke kepala desa yang rakyat Papua adalah teroris," lanjut Sebby.

"Itu sudah dicap oleh Jakarta dan ini adalah fakta."

Baca juga: 5 Fakta Identitas KKB yang Buat Jenderal BIN dan Anggota Brimob Tewas, Sering Menyamar Jadi Warga

Ia lalu mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua di mana pun, termasuk yang berada di tanah rantau.

Sebby mendesak masyarakat Papua segera menentukan pilihan jika memang ingin merdeka dari Indonesia.

"Oleh karena itu kami mengimbau kepada semua orang asli Papua, baik Gubernur Lukas Enembe, Gubernur Barnabas Suebu, sampai di kepala-kepala kampung di mana saja dari Sorong sampai Merauke bahkan luar negeri, kami mau sampaikan bahwa kami sudah dibilang teroris," kata Sebby.

"Berarti tidak boleh tunggu waktu. Mulai hari ini ambil keputusan menentukan Anda siapa, kami siapa, dan tentukan semua pilihan," lanjutnya.

Menurut Sebby, selama ini pemerintah Indonesia selalu berlaku layaknya penjajah kolonial.

Ia tidak ingin generasi berikutnya merasakan hal itu.

"Apakah mau menjadi budak dengan pemerintah kolonial Indonesia terus sampai tua sampai mati? Ataukah kita bebaskan negeri kami supaya generasi kami tidak hidup menderita lagi di bawah penjajahan pemerintah kolonial Republik Indonesia?" tanya Sebby. (TribunWow.com/Brigitta)

Baca berita lainnya terkait daerah Papua