Terkini Daerah

Dipesan Wanita Muda Berkulit Putih, Ini 5 Fakta Anak Driver Ojol Tewas Makan Sate Diduga Beracun

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021).

TRIBUNWOW.COM - Seorang bocah SD berinisial NFP (10) tewas setelah memakan paket sate yang dibawa pulang ayahnya setelah bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol).

Diduga sate lontong yang dimakan NFP tersebut mengandung racun.

Berikut TribunWow.com rangkum sejumlah fakta terkait peristiwa yang terjadi di Sewon, Bantul tersebut.

Polisi mengambil keterangan dari saksi kasus paket sate misterius (kiri). Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021) (kanan). (Tribunjogja.com/Dok Polsek Sewon)

Baca juga: Penjelasan Ahli Forensik soal Anak Driver Ojol Tewas Diduga Makan Sate Beracun, Mirip Sianida?

1. Bandiman Didatangi Wanita Muda

Peristiwa itu bermula saat sang ayah yang bernama Bandiman sedang beristirahat di sebuah masjid di sekitar Gayam, Yogyakarta, Minggu (25/4/2021).

Tiba-tiba ia didatangi wanita muda berciri-ciri kulit putih, tinggi sekitar 160 sentimeter, dan berbaju krem.

"Dia mengatakan bahwa tidak punya aplikasi, dan meminta mengirimkan paket takil ke seseorang bernama Tomi di Villa Bukit Asri, Sembungan, Kasihan, Bantul," kata Bandiman, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa (27/4/2021).

Ia menyetujui permintaan itu dan berangkat ke alamat yang dituju dengan tarif Rp30 ribu, sesuai pemberian wanita tersebut.

"(Saya) minta nama si pengirim, dia mengatakan bahwa pengirim atas nama Hamid dari Pakualaman," kata Bandiman.

2. Tidak Ada Penerima

Sesampainya di rumah tersebut, tidak ada nama Tomi yang dimaksud.

Bandiman lalu menelepon Tomi.

Pria bernama Tomi membenarkan rumahnya sesuai alamat yang dimaksud, tetapi ia tidak merasa memiliki teman bernama Hamid dari Pakualaman.

Tomi lalu meminta paket sate tersebut dibawa pulang saja oleh Bandiman untuk buka puasa.

Baca juga: Viral Patungan Beli Kapal Pengganti Nanggala 402, Pengurus Masjid Jogokariyan: TNI AL sampai Nangis

3. Bandiman dan Anak Sulung Sempat Makan Sate

Sesampainya di rumah, Bandiman dan anak sulungnya sempat memakan sate tersebut, tetapi tidak ada yang terjadi.

"Anak saya (NFP) kemudian disuapin istri saya, pakai lontong dengan bumbu sate. Tiba-tiba anak saya mengeluh pahit dan panas. Lalu lari ke kulkas untuk minum, tapi sampai dapur dia terjatuh, istri saya muntah-muntah," ungkapnya.

Bandiman langsung melarikan anaknya ke Rumah Sakit Wirosaban.

NFP sembat mengeluarkan buih dari mulutnya.

"Ditangani sekitar seperempat jam, mengatakan sudah tidak tertolong lagi. Kalau kata dokter itu positif kena racun, tapi racunnya apa masih menunggu hasil lab," jelas Bandiman.

Sementara itu keadaan istri Bandiman, Titik Rini, berangsur membaik sehingga diizinkan pulang pada Minggu malam.

Baca juga: Setelah Bunuh Suami, Istri dan sang Selingkuhan di Bantul Sempat Mandi hingga Makan Sate Bersama

4. Ahli Forensik Duga Paket Sate Beracun

Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada, Lipur Riyantiningtyas, membenarkan ada dugaam NFP meninggal karena racun.

Walaupun begitu, sulit diketahui apa jenis racunnya karena belum diteliti.

“NFP kemungkinan besar memang meninggal dunia karena racun,” kata Lipur, Senin (26/4/2021).

“Kami harus tahu terlebih dahulu gejalanya. Harus lengkap,” jelasnya.

Gejala yang dialami korban akan dihubungkan dengan hasil pemeriksaan pada tubuh serta uji sampel makanan.

Lipur enggan berspekulasi lebih jauh tentang kemungkinan apakah racun tersebut adalah sianida.

Menurut dia, tidak baik berasumsi lebih jauh karena kasus ini sudah masuk ranah hukum.

"Harus menunggu pernyataan resmi dari aparat. Soal kepastian racun yang ada di bumbu sate, sebaiknya tunggu hasil laboratorium,” katanya.

Baca juga: Viral Video Pengendara Motor Tabrak Palang KA hingga Patah Jadi Dua, Diduga Melamun hingga Tak Sahur

5. Diteliti BBTKLPP

Sampel makanan sate tersebut kemudian menjadi bahan penelitian Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.

Hal itu disampaikan Kepala BBTKLPP Yogyakarta dr Irene Susilo.

"Sampel sudah dikirim ke laboratorium kami. Tetapi saat ini masih proses penelitian," kata dr Irene, Rabu (28/4/2021).

Pihaknya belum dapat memberikan keterangan apapun karena belum ada hasil yang keluar.

Selain itu, informasi tersebut hanya dapat disampaikan kepada penyidik.

"Belum ada hasil, enggak bisa saya jawab. Nanti kalau hasilnya udah ada, kami juga hanya bisa menginfokan ke pengirim saja," jelasnya. (TribunWow.com/Brigitta)

Baca berita terkait lainnya