Kapal Selam Nanggala 402
Di Mata Najwa, TNI AL Akui Harus Akali Alutsista Lawas agar Siap Tempur: 60 Persen Berusia Cukup Tua
TNI AL buka-bukaan soal kondisi alutsista yang mana 60 persen di antaranya sudah berusia cukup tua namun harus diusahakan selalu siap pakai.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kondisi Alat utama sistem senjata Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau biasa dikenal dengan nama Alutsista kini menjadi sorotan seusai kecelakaan tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402, pada Rabu (21/4/2021) lalu.
Mengenai kondisi alutsista, pihak TNI Angkatan Laut (AL) mengakui harus mengakali sejumlah kapal mereka agar tetap bisa bertempur meski sudah berusia tua.
Hal itu disampaikan oleh Asisten Perencana KASAL, Laksamana Muda TNI Muhammad Ali saat hadir di acara Mata Najwa, Rabu (28/4/2021) malam.

Baca juga: Lihat Foto Awak KRI Nanggala 402, Jokowi: Merasakan Kesedihan yang Dalam pada Para Keluarga
Ia mengatakan, Indonesia sesungguhnya memerlukan 12 kapal selam.
Namun kini seusai karamnya KRI Nanggala 402, Indonesia hanya memiliki 4 kapal selam.
Laksamana Muda Muhammad Ali mengiyakan bahwa Indonesia saat ini memerlukan modernisasi alutsista.
"Kita perlu balancing power (kekuatan penyeimbang), kita melihat geo strategi negara kawasan seperti apa maka kita harus mengimbangi," ujarnya.
Terkait anggaran, Muhammad Ali mengiyakan bahwa ada beberapa alutsista tua yang masih harus dipakai karena terbatasnya budget.
"Masalah anggaran ini masih terbatas karena kita dibagi 5," ujar dia.
"Perlu diketahui bahwa 60 persen dari alutsita kita berusia cukup tua."
"Oleh karena itu kita harus membagi anggaran itu kepada beberapa alutsista tapi ada yang prioritas," sambungnya.
Berdasarkan penjelasan Muhammad Ali, pihak TNI AL harus bisa mengupayakan alutsista tua tersebut siap tempur di usia mereka yang sudah tua.
"Kemudian yang usia tua kita harus mengakali untuk membuat kapal itu menjadi tetap layak dan laik operasi, dan layak tempur bahkan," terangnya.
Kemudian terkait kecelakaan kapal selam, Muhammad Ali menegaskan bahwa hal itu bisa terjadi di seluruh kapal selam baik baru maupun tua.
"Ini berdasarkan sejarah kecelakaan kapal selam di dunia, itu bahkan negara super power sekalipun mengalami kecelakaan kapal selam," papar dia.