TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan angkat bicara soal isu perombakan atau reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dikutip dari Tribunnews.com, isu reshuffle kabinet ini muncul setelah peleburan dua kementerian, Kemenristek dan Kemendikbud, serta pembentukan Kementerian Investasi.
Djayadi Hanan menilai reshuffle kabinet tak tepat jika dilakukan dalam waktu dekat.
Baca juga: Deretan Menteri yang Dianggap Layak Direshuffle Menurut Survei IPO, Yasonna Laoly di Urutan Pertama
Sebab, menurutnya reshuffle sebelumnya baru saja dilakukan Desember 2020 silam, sehingga kinerja menteri belum bisa dievaluasi.
"Kalau reshuffle dilakukan dalam waktu dekat, itu berarti jaraknya baru tiga atau empat bulan dari reshuffle Desember lalu. Jadi belum cukup waktu untuk mengevaluasi kembali kinerja semua menteri," ujar Djayadi, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (14/4/2021).
Djayadi pun menegaskan kembali bahwa waktu yang cenderung terlampau dekat dalam melakukan reshuffle sesungguhnya tidak efisien.
Karena, kata dia, belum ada cukup alasan bagi Presiden Joko Widodo mengevaluasi kinerja menteri-menterinya sejak perombakan terakhir.
"Jadi selain kementerian baru yang perlu di isi, belum cukup alasan untuk mengevaluasi menteri-menteri lainnya," jelasnya.
Baca juga: Relawan Jokowi Ingin 5 Menteri Ini Di-Reshuffle, Sebut Pratikno Sudah Blunder 3 Kali
Sebelumnya diberitakan, pihak istana telah mengonfirmasi bahwa reshuffle akan terjadi dalam waktu dekat.
Tenaga ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyebut perombakan kabinet akan dilakukan dalam pekan ini.
"Insya Allah kalau tidak ada aral melintang pekan-pekan ini,” ujar Ngabalin, seperti diberitakan Tribunnews.com, Selasa (13/4/2021).
Menurut Ngabalin, Presiden Jokowi akan memutuskan reshuffle kabinet ini dengan cepat.
“Dari kebiasaan yang Bang Ali ikuti itu tidak lama. Presiden sangat independen, tidak ragu mengambil keputusan. Biasanya cepat."
"Bang Ali yakin dalam pekan ini beliau akan mengambil keputusan-keputusan penting itu,” kata Ngabalin.
Sementara itu, Juru Bicara Wapres Ma'ruf, Masduki Baidlowi pun membenarkan adanya isu reshuffle kabinet.