Diketahui keseharian Kadelan adalah sebagai buruh tani di lahan milik orang lain.
Tiba-tiba guncangan hebat melanda, bahkan air di sawah mengenai wajahnya.
“Waktu gempa, air di sawah itu seperti dilemparkan dengan kuat, kena muka saya," ungkap Kadelan.
Baca juga: 6 Orang Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,1, Satu Korban Tertimpa Bongkahan Batu Besar
Kadelan langsung terpikir istrinya, Kasih (49), serta ayahnya yang sakit dan tak bisa berjalan.
Pria paruh baya itu segera mendesak pulang.
"Saya bilang sama lima teman saya, ayo pulang periksa rumahnya sendiri-sendiri,” ungkapnya.
Kadelan pulang menggunakan sepeda motor.
Di tengah jalan ia bertemu istrinya yang hendak menyusul.
Baca juga: Berdempetan Antre Eskalator, Begini Suasana Panik Pengunjung Mal Terbesar di Surabaya saat Gempa
Kadelan langsung merasakan firasat buruk.
Ia juga melihat sepanjang jalan warga berjongkok karena takut jatuh akibat gempa.
“Begitu ketemu istri di tengah jalan mau menyusul, saya sudah tahu ada sesuatu terjadi di rumah," lanjutnya.
Firasatnya benar, ternyata dinding dapur sudah hancur.
Dinding sebelah timur yang masih berdiri sekalian dirobohkan karena khawatir akan membahayakan.
Istri dan ayahnya berhasil selamat dari peristiwa itu.
“Untung rumah utama tidak ikut ambruk. Padahal usianya jauh lebih tua,” ungkap Kadelan.
Saat membongkar puing-puing, Kadelan menemukan berbagai peralatan elektronik masih bisa diselamatkan, seperti kulkas, penanak nasi, juga barang berharga seperti sepeda.
“Itu yang aneh, semua barang yang masih punyai nilai ternyata tidak kena puing-puing. Semua masih bisa dipakai,” katanya. (Tribunwow.com/Brigitta)
Baca berita terkait gempa di Jawa Timur lainnya