Terkini Daerah

Pesilat di Klaten Tewas Dihajar Senior, Instruktur Korban Biasa Pukuli Murid Pakai Tongkat Pramuka

Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MRS (15) siswa MTS asal Klengen RT 15 RW 7 Srebegan, Ceper, Klaten meninggal dunia saat latihan silat di lapangan Palar, Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Klaten.

TRIBUNWOW.COM - MRS (15), pesilat asal Klaten, Jawa Tengah dipastikan tewas akibat dipukuli oleh seniornya ketika latihan silat di lapangan Palar, Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Klaten, pada Sabtu (3/4/2021).

Enam senior di perguruan silat tempat korban berlatih ditetapkan sebagai tersangka atas tewasnya korban.

Pihak kepolisian turut menemukan fakta bahwa instruktur silat tempat korban berlatih biasa memukuli murid-muridnya menggunakan tongkat rotan pramuka.

Sosok MRS (15) pesilat cilik warga Dukuh Klengen RT 15 RW 7, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yang meninggal karena latihan dan kondisi pemakaman pada Minggu (4/4/2021) malam. (TribunSolo.com/Fristin Intan)

Baca juga: Ternyata Tewas Dipukuli Senior, Pesilat Asal Klaten Ini Sempat Ngeluh Nyeri Dada pada sang Kakak 

Baca juga: Pesilat di Klaten Tewas akibat Dipukuli Senior, Keluarga Korban Berpesan ke Perguruan Silat

Dikutip TribunWow.com dari TribunSolo.com, MRS pun termasuk menjadi korban pemukulan tongkat rotan tersebut.

"Kami amankan tongkat rotan yang digunakan instruktur silat untuk memukuli peserta ketika latihan," ungkap Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Andriyansyah Rihats Hasibuan saat ditemui TribunSolo.com di Kecamatan Pedan, Rabu (7/4/2021).

Berdasarkan penjelasan pihak kepolisian, korban dipukuli di bagian dada dan punggung.

"Pada saat kontak fisik mereka menggunakan rotan," tutur Andriyansyah.

Sementara itu, kakak ipar korban Dona Hendrawan (27) menceritakan bagaimana MRS kerap mengeluh sakit setelah mengikuti latihan silat.

Dona bercerita, istrinya yakni kakak korban pernah dicurhati oleh MRS yang merasa nyeri di bagian dada.

"Beberapa hari yang lalu korban pernah mengeluh ke istri saya, habis latihan, korban rasakan nyeri di dada," ujar Dona, Rabu, (7/4/2021).

Dona memastikan, adik iparnya itu dalam kondisi sehat dan tak mengidap penyakit apapun sebelum akhirnya meninggal.

"Korban mulai masuk perguruan silat sudah 6 bulan lalu, akhir-akhir ini korban tidak mengidap penyakit sebelum meninggal,"ucap Dona.

Keluarga korban kini mantap memilih jalur hukum untuk menyelesaikan kasus tewasnya MRS.

Pada Selasa (6/4/2021), Dona telah mendatangi Mapolres Klaten guna memenuhi panggilan penyidik.

"Tadi saya bersama istri saya dipanggil polisi untuk dimintai keterangan," ucap Dona, kepada TribunSolo.com, Selasa (6/4/2021).

Dona bercerita, dirinya diminta untuk menjadi saksi atas kasus tewasnya MRS.

Pada saat mendatangi Mapolres Klaten, Dona dan keluarga korban mantap mengambil jalur hukum.

Ia juga telah menandatangani Berita Acara Pemeriksaan atau BAP.

Kedatangan dirinya pada saat itu berstatus sebagai saksi.

"Kami memutuskan untuk kasus lanjut dan menandatangani BAP," ujar Dona.

Dona kemudian memberikan pesan kepada seluruh perguruan silat atau organisasi bela diri.

Ia menegaskan ingin mengambil proses hukum, supaya hal ini menjadi pembelajaran agar kasus MRS tidak terulang.

"Kami hanya ingin semua organisasi bela diri untuk berubah lebih baik, karena banyak yang jadi korban akibat pola organisasi yang kurang baik," harapnya.

Dipukuli dan Ditendang saat Latihan

Diketahui, perguruan silat tempat korban berlatih awalnya hanya mengabari kepada keluarga korban bahwa MRS telah tewas tanpa ada keterangan jelas.

Setelah dilakukan penyelidikan, terbongkar bahwa MRS meregang nyawa seusai dihajar oleh para seniornya.

Dikutip TribunWow.com dari TribunSolo.com, total terdapat enam tersangka yang ditetapkan oleh pihak kepolisian dalam kasus ini.

Baca juga: Sosok Pesilat di Klaten yang Tewas seusai Latihan, Dikenal Suka Menolong Tetangga dan Ramah

Kronologinya, pada Minggu (4/4/2021) sekira pukul 01.00 WIB, korban mengikuti latihan silat.

"Kejadian bermula ketika korban mengikuti pelatihan, korban sempat mendapat pukulan serta tendangan dari seniornya, ungkap Kasat Reskrim Polres Klaten AKP Andriansyah Rihats, Selasa (6/4/2021).

Pihak kepolisian menduga akibat pemukulan itu, kondisi fisik korban telah memburuk.

Kondisi korban semakin parah setelah masih menerima sejumlah pukulan.

"Ada yang memukul, ada juga yang menendang, di tengah berlatih sistem pernapasan itu, korban mulai tumbang dan tak sadar," kata AKP Andriansyah.

Ketika korban tak sadar, seorang senior berusaha memberikan napas buatan tapi tak berhasil.

Mereka kemudian membawa korban ke rumah sakit terdekat.

Namun nyawa korban tetap tak tertolong, hingga akhirnya meninggal dunia pada pukul 03.40 WIB.

Keenam pelaku sudah tidak mengikuti kegiatan latihan karena status mereka sebagai senior.

Para pelaku yang semuanya laki-laki itu kini tiga di antaranya ditahan karena telah berusia dewasa.

Sedangkan tiga pelaku yang masih di bawah umur diselesaikan secara diversi.

Para pelaku dewasa dijerat dengan Pasal 80 ayat 2 dan 3 UU 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman selama 15 tahun penjara.

Sebelum kasus ini terbongkar, pihak perguruan silat sempat bungkam dan tak memberikan penjelasan apapun kepada keluarga korban.

Keluarga korban diketahui menerima jasad MRS pada Minggu (4/3/2021) sekira pukul 07.00 WIB.

"Tiba-tiba dikabari meninggal," ungkap keluarga kroban, Ayu Cahyadi saat dikonfirmasi TribunSolo.com pada Minggu (4/3/2021) siang.

Pada saat jenazah korban datang, Ika selaku kakak korban langsung berinisiatif meminta agar jasad MRS dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jogja.

Di sana jasad korban langsung dilakukan proses autopsi.

Keluarga dan tetangga korban menyesalkan tak ada penjelasan dari kelompok perguruan silat tempat MRS berlatih.

Perguruan silat hanya memberikan kabar saat MRS sudah tak lagi bernyawa.

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban biasa latihan berangkat pada pukul 20.00 WIB lalu pulang menjelang waktu Subuh.

Korban diketahui sudah satu tahun mengikuti perguruan silat tersebut.

Orangtua MRS sempat tak setuju korban ikut perguruan silat tersebut.

"Dulu awal latihan MRS sempat di cegah ayahnya agar tak ikut latihan," kata Ayu Cahyadi selaku keluarga korban, Minggu (4/4/2021).

Jasad korban kini telah dimakamkan di Makam Kulon Klege, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Minggu (4/4/2021) sekira pukul 18.00 WIB. (TribunWow.com/Anung)

Artikel ini diolah dari Tribunsolo.com dengan judul Polisi Turun Tangan, Selidiki Kasus Pesilat Umur 15 Tahun Meninggal saat Latihan di KlatenKasus Pesilat Tewas saat Latihan di Klaten Lanjut ke Jalur Hukum, Keluarga Tak Ingin Ada Korban Lain, dan Terungkap! Penyebab Pesilat Remaja di Klaten Tewas Saat Latihan, Dipukuli Pakai Rotan

Berita lain terkait Perguruan Silat