"Dari sekitar tahun 1984 lah. Tapi ya gitu, keluarga Pak A (ayah pelaku) kebanyakan pada tertutup, ya," ungkap Bambang.
"Jarang komunikasi sama tetangga," tambah pemilik warung kelontong tersebut.
Diketahui keluarga ZA terdiri dari enam orang, yakni ayah, ibu, serta empat anak.
ZA merupakan anak bungsu.
Sementara itu kakak sulungnya tinggal di Surabaya, Jawa Timur.
Walaupun ZA cenderung tertutup, kakak-kakaknya lebih terbuka dan kerap berkomunikasi dengan warga.
"Ya paling kakak-kakaknya doang yang jalin komunikasi sama tetangga-tetangga, lumayanlah bergaulnya. Bapak Ibu dan si ZA mah enggak," ungkap Bambang.
Setelah kejadian serangan di Mabes Polri, Bambang mengaku tidak menyangka pelakunya adalah ZA.
"Sama sekali enggak nyangka. Tapi memang betul dari perawakannya, itu dia orangnya, benar," tutur Bambang.
Selanjutnya polisi telah menggeledah dan memasang garis pengaman pada kediaman ZA.
Pihak keluarga turut diperiksa hingga Rabu malam.
Sementara itu kedua orangtua ZA dibawa ke Rumah Sakit Polri Bhayangkara untuk melihat jenazah ZA.
Saksi: Terduga Teroris Turun dari Mobil sebelum Serang Mabes Polri
Seorang saksi mata, Ari (27), menyebut terduga teroris datang ke sekitar Mabes Polri menaiki sebuah minibus silver.
Dilansir TribunWow.com, Ari mengaku melihat dua orang yang keluar dari minibus tersebut.