Sebanyak 19 orang tersebut terdiri dari jemaat gereja, petugas gereja, dan masyarakat biasa.
Listyo mengatakan, keduanya baru saja menikah enam bulan yang lalu.
Pelaku pria berinisial L diketahui pernah melaksanakan operasi di Jolo, Filipina tahun 2018.
Sebelumnya, pihak kepolisian juga sudah mengonfirmasi bahwa pelaku L merupakan bagian dari jaringan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Saat ditemukan, jasad kedua pelaku sudah tidak berbentuk akibat rusak terkena ledakan bom.
Keduanya diketahui berboncengan menggunakan sepeda motor dan berusaha memaksa masuk parkiran.
Namun, ia berhasil dihalangi petugas keamanan gereja, sehingga bom meledak di luar pintu masuk.
Diketahui ledakan terjadi saat jemaah ibadah misa yang hendak pulang bergantian dengan jemaah yang datang untuk mengikuti misa selanjutnya yakni sekira pukul 10.35 WITA. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)