TRIBUNWOW.COM - Awal bulan Desember 2020, FDA Amerika Serikat (AS) mengeluarkan izin penggunaan darurat pertama atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin melawan Covid-19 pada orang berusia 16 tahun ke atas.
Dikutip TribunWow.com dari Healthline, FDA mengeluarkan otorisasi ini setelah meninjau data kemanjuran dan keamanan yang tersedia pada vaksin baru.
Berdasarkan bukti dari uji klinis yang sedang berlangsung, FDA menemukan bahwa manfaat yang diketahui dan potensial dari vaksin lebih besar daripada risiko yang diketahui dan potensialnya.
Baca juga: Penjelasan soal Kegunaan Sertifikat Vaksinasi Covid-19, Apakah Boleh Diunggah di Medsos?
Data yang tersedia menunjukkan bahwa setelah dua dosis, vaksin tersebut 95 persen efektif mencegah Covid-19.
Sejauh ini, penelitian juga menemukan bahwa vaksin tersebut memiliki profil keamanan yang baik.
"Berdasarkan jumlah besar orang yang telah dipantau secara ketat selama penelitian, profil keselamatan pasien sangat baik dalam hal efek samping," kata Dr. Matthew Heinz , seorang perawat rumah sakit yang berbasis di Tucson, Arizona, kepada Healthline.
“Tentunya kami harus terus memantau kedepannya. Kami perlu terus melakukan pendataan agar tetap seperti itu, ”ujarnya.
Nyeri di Sekitar Tempat Suntikan
Vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 diberikan dalam dua dosis, selang 3 minggu.
Sampai saat ini, data keamanan vaksin telah dikumpulkan dari 37.586 peserta yang terdaftar dalam uji klinis fase 3.
Di antara peserta tersebut, 18.801 telah menerima vaksin dan 18.785 telah menerima plasebo.
Mereka telah diikuti selama rata-rata 2 bulan setelah vaksinasi.
Efek samping yang paling sering dilaporkan dari vaksin ini adalah reaksi di tempat suntikan.
Reaksi semacam itu dapat menyebabkan rasa sakit dan gejala lain di sekitar area tempat vaksin disuntikkan.
“Kadang-kadang Anda mengalami kemerahan, rasa hangat, sedikit bengkak ringan atau kaku di sekitar tempat suntikan. Itu sangat khas, ” kata Heinz kepada Healthline.