Kala itu usia Esteban Vizcarra masih di angka 19 tahun.
Selama tiga musim hingga 2008, Esteban Vizcarra bermain sebanyak 40 kali dan mencetak 19 gol bersama klub berjuluk Quemeros tersebut.
Namun, perkembangan yang stagnan membuat dirinya terbuang ke klub kasta rendah Argentina, yakni Doughlas Haig.
Di klub tersebut, Esteban Vizcarra hanya bertahan selama satu musim 2008-2009.
Baca juga: Meski Farshad Noor Sudah Gabung Persib Bandung, Pelatih Robert Albert Belum Yakin 100 Persen
Main di Semen Padang dan Menetap di Indonesia
Pada saat liga Indonesia masih bernama Djarum Indonesia Super League di musim 2009-2010, Esteban Vizcarra datang.
Kala itu, ekspansi bisnis Bakrie Group di sepak bola melalui Pelita Jaya Kawa Karawang membawa pemain yang memiliki posisi natural sebagai sayap kiri ini bermain di Indonesia.
Bersama klub yang hampir selalu berpindah kandang di setiap musimnya itu, Esteban Vizcarra memperkenalkan diri kepada sepak bola Indonesia.
Dia bermain dalam 30 laga dan mencetak 12 gol, tentu catatan sangat baik untuk debutan asing di Liga Indonesia.
Pada musim 2010, Esteban Vizcarra bermain untuk klub yang sedang menanjak yakni Semen Padang.
Dengan klub berjuluk Kabau Sirah itu, Esteban Vizcarra bermukim selama lima musim.
Permainan teknis dengan gocekan kaki kanan dari pemain yang sering ditempatkan sebagai penyerang kiri itu sangat membuat banyak bek-bek di Liga Indonesia kerepotan.
Selain dribble oke, tendangan jarak jauh, tendangan bebas dan visi bermain juga dimiliki oleh Esteban Vizcarra.
Selama bermukim di tanah Minang, Esteban mencetak 50 gol dari 135 penampilan.
Satu gelar juara yakni Liga Primer Indonesia 2012 berhasil ia persembahkan untuk Semen Padang.