Terkini Nasional

Soal Wacana Presiden 3 Periode, M Qodari Usulkan Jokowi-Prabowo 2024: Polarisasi Itu Semakin Kuat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Politik, Muhammad Qodari dalam acara Kompas Petang, Kamis (26/11/2020). Dirinya tanggapi wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Muhammad Qodari tanggapi wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

Menurut M Qodari, jika benar begitu, dirinya mengusulkan supaya Joko Widodo (Jokowi)-Prabowo Subianto yang maju di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan M Qodari dalam acara Sapa Indonesia Pagi, Selasa (16/3/2021).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali buka suara soal munculnya wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, Senin (15/3/2021). (YouTube/Sekretariat Presiden)

Baca juga: Isu Masa Jabatan Presiden 3 Periode, Fadjroel Rachman Ungkit Sumpah Jokowi: Bahkan demi Allah Kok

Baca juga: Rizal Ramli Ragukan Jawaban Jokowi soal Presiden 3 Periode: Mungkin Harus Pernyataan di Atas Materai

"Saya pada kesempatan ini memproklamasikan diri sebagai eksponen gagasan Jokowi-Prabowo 2024," ujar M Qodari.

M Qodari beralasan bahwa dunia politik, tidak hanya di Indonesia tengah menghadapi tantangan dan ancaman besar dari adanya polarisasi.

Jika kondisi tersebut terjadi, kata dia, pemilu yang seharusnya memberikan kebaikan justru menjadi sebuah keburukan.

"Dan dengan situasi dan kondisi seperti itu, dan pengalaman kita melihat pemilu tahun 2014, 2017, 2019 terus terang saya khawatir 2024 nanti polarisasi itu semakin kuat," jelas M Qodari.

"Sedemikian rupa, sehingga kemudian nanti Pilpres itu akan menjadi ajang tawuran nasional dan menimbulkan konflik yang sedemikian rupa yang tidak bisa kita kendalikan," imbuhnya.

M Qodari menyadari bahwa perubahan konstitusi tidak menutup kemungkinan terjadi dengan mengikuti perkembangan zaman.

Sehingga terkait wacana presiden tiga periode tidak salah jika memang situasinya mendukung.

Hanya saja, jika melihat kondisi politik di Tanah Air saat ini antara kubu koalisi dengan oposisi, maka kekhawatiran lainnya adalah hanya akan ada satu pasangan calon yang maju di Pilpres 2024.

Baca juga: Mahfud MD Tanggapi Kecurigaan Amien Rais soal Wacana Presiden 3 Periode: Itu Urusan MPR

"Kalau Jokowi-Prabowo itu maju dan dukungan politiknya seperti sekarang dan menggunakan Undang-undang yang ada, maka pada 2024 nanti hitungan saya pasangan calon dan wakil presiden itu cuman satu, yaitu Jokowi dan Prabowo," kata M Qodari.

"Karena dua partai yang katakanlah oposisi pada hari ini, yaitu Demokrat dan PKS, itu tidak sampai 20 persen. Jadi tidak bisa mengajukan calon."

"Jadi tahun 2024 nanti, pasangan Jokowi-Prabowo akan berhadapan dengan kotak kosong," ucapnya.

Lebih lanjut, M Qodari menyebut bahwa pertarungan dengan kotak kosong lebih kecil untuk menimbulkan konflik dibandingkan melawan calon lain.

"Tidak ada jaminan bahwa berhadapan dengan kotak kosong itu tidak menimbulkan isu atau keramaian, tetapi kotak kosong dengan manusia itu pasti berbeda," ungkap M Qodari.

"Menurut saya kalau berhadapan dengan kotak kosong, maka tensi politiknya akan jauh lebih rendah dibandingkan kalau itu adalah pasangan calon seperti 2014, 2017, 2019," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 17.40

Jokowi: Tidak Ada Niat, Tidak juga Berminat

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali buka suara soal munculnya wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

Dilansir TribunWow.com, Jokowi lagi-lagi menegaskan bahwa tidak ada niatan untuk mengubah aturan tersebut.

Bahkan Jokowi sendiri mengaku tidak berminat maju lagi di pemilihan presiden edisi mendatang.

Hal itu disampaikannya dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Senin (15/3/2021).

Baca juga: Singgung Demokrat, Mardani Ali Peringatkan Jokowi soal Wacana Jabatan Presiden 3 Periode

Dalam kesempatan itu, Jokowi seakan-akan sudah bosan menanggapi pernyataan tentang wacana tersebut.

Pasalnya menurut Jokowi, dirinya sudah berkali-kali memberikan bantahan.

Seperti yang diketahui, wacana perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode kembali mencuat setelah disuarakan oleh politisi senior sekaligus mantan Ketua MPR RI, Amien Rais.

"Apa lagi yang harus saya sampaikan, bolak-balik sikap saya enggak berubah," ujar Jokowi, Senin (15/3/2021), dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi lantas meminta kepada semua pihak untuk tidak membuat kegaduhan ataupun melemparkan isu-isu tidak mendasar.

Terlebih menurut Jokowi, pemerintah saat ini tengah fokus menghadapi pandemi Covid-19 yang dinilai jauh lebih penting.

"Janganlah membuat kegaduhan baru, kita saat ini tengah fokus pada penanganan pandemi," harapnya.

Baca juga: Tanggapi Kecurigaan Amien Rais soal Upaya Ubah Aturan Presiden 3 Periode, Ali Ngabalin: Faktor Uzur

Terakhir, Presiden asal Solo Jawa Tengah itu dengan tegas mengatakan bahwa periode kedua ini akan menjadi periode terakhir dirinya memimpin Indonesia.

Dirinya mengaku menghormati dan akan menjaga konstitusi yang sudah menetapkan masa jabatan presiden selama dua periode.

"Saya tegaskan saya tidak ada niat, tidak ada juga berminat menjadi presiden tiga periode," tegas Jokowi.

"Konstitusi amanahkan dua periode, itu yang harus kita jaga bersama-sama," pungkasnya.

Jawaban dari Jokowi tersebut masih sama dengan apa yang sudah disampaikan di awal masa pemerintahannya di periode ke dua ini, tepatnya pada 2 Desember 2019 silam.

Saat itu, menurut Jokowi pihak-pihak yang menuding atau berbicara soal wacana presiden dipilih tiga kali, memiliki tiga alasannya.

Di ataranya adalah ingin menampar muka dari Jokowi.

"Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode, itu ada tiga alasannya. Satu ingin menampar muka saya, kedua ingin mencari muka, ketiga ingin menjerumuskan," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Berita lainnya terkait Wacana Presiden 3 Periode