"Betul Andi suratnya halus, tetapi lingkungannya enggak halus, apalagi engkau mengatakan demikian. Itu bahaya,"
Simak videonya mulai menit ke- 26.50:
Ungkap Alasan Keluar dari Demokrat
Sebelumnya dalam kesempatan sama, Ruhut Sitompul mengungkapkan alasannya keluar dari Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com, Ruhut mengatakan bahwa alasanya keluar dari Demokrat tidak terlepas dengan pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2017.
Baca juga: Tak Ingin jadi Kacang Lupa Kulit, Ruhut Sitompul Sedih Moeldoko Dituduh Demokrat: Jangan Halu KLB
Baca juga: Bahas Kudeta, Ruhut Wanti-wanti Demokrat soal Jhoni Allen: Udah Berdarah-darah, Jangan Dirasanin
Dalam kesempatan itu, Ruhut mulanya mengaku sedih melihat kondisi yang terjadi di tubuh Partai Demokrat saat ini, yakni terkait dualisme kepemimpinan.
Meski sudah menjadi kader PDIP, Ruhut mengaku bangga pernah berada di Partai Demokrat.
"Saya sedih bahkan saya pernah bicara dengan lantang, Demokrat bukan partai pertama, tapi partai yang terakhir bagi saya," ujar Ruhut.
Hanya saja, karena ada persoalan perbedaan dengan Partai Demokrat, dengan berat hati ia memutuskan untuk keluar dari partai berlambang bintang mercy tersebut.
"Tapi dengan berat hati, sebenarnya kalau saya dulu keluar kaitan dengan Pilgub Jakarta," ungkapnya.
"Saya apapun aturan organisasi dalam hal ini AD/ART, saya orang yang sangat loyal."
Ia mengakui tidak mendukung calon yang dijagokan oleh Partai Demokrat di Pilgub DKI 2017.
Sebagaimana diketahui, Partai Demokrat menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sedangkan Ruhut sendiri mengaku mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sama halnya juga ketika ia mengaku mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Tak Akui KLB, Ketua DPD Demokrat Sulsel Sebut Tak Lebih dari Arisan: Orangnya Tak Hadir Kan Diulang