Kecelakaan Maut Bus Sri Padma Kencana

29 Tewas dalam Kecelakaan, Bus Padma Kencana Ternyata Ilegal dan Tak Punya Izin Pariwisata

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangkai Bus Tri Padma Kencana berhasil dievakuasi dari jurang di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang. Bus disimpan di kantor Satlantas Polres Sumedang untuk penyelidikan lebih lanjut, Jumat (12/3/2021).

TRIBUNWOW.COM - Total ada 29 korban jiwa dalam kecelakaan maut Bus Sri Padma Kencana yang mengangkut rombongan SMP IT Al Muawwanah asal Cisalak, Subang.

Rombongan yang pergi dalam acara ziarah itu terjun ke jurang di daerah Sumedang, pada Rabu (10/3/2021) malam.

Terkait kecelakaan tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menemukan bukti-bukti bahwa bus Padma tersebut beroperasi secara ilegal tanpa izin resmi.

Bangkai Bus pariwisata Sri Padma Kencana yang mengalami kecelakaan maut masuk jurang di Tanjakan Cae Sumedang, Rabu (10/3/2021). (hilman kamaludin/tribun jabar)

Baca juga: Viral Rekaman CCTV Bus Padma 15 Menit sebelum Jatuh di Tanjakan Cae, Lihat Momen Lewati Lajur Sempit

Baca juga: Daftar Terbaru Identitas Korban Kecelakaan Maut Bus di Sumedang, Total Korban Tewas Jadi 29 Orang

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi.

"Selain telat melakukan uji KIR, bus pariwisata Sri Padma Kencana ini ternyata juga belum mengajukan izin dalam sistem perizinan angkutan umum dan multimoda yang ada di Ditjen Perhubungan Darat," ujar Budi kepada Kompas.com, Jumat (12/3/2021).

"Bahkan tak ada izin usaha pariwisatanya juga," sambungnya.

Budi menyampaikan, perizinan adalah hal yang mutlak dimiliki oleh perusahaan atau pelaku yang bergerak dalam bidang transportasi.

Demi mencegah hal serupa terulang, Budi berkomitmen akan melakukan edukasi hingga pembinaan kepada semua pihak, baik itu pengusaha bus maupun masyarakat pengguna.

"Jadi memang harus dua pihak, untuk masyarakat juga diharapkan jangan hanya melihat aspek murahnya saja, tapi juga kondisi perusahaannya, apakah bagus atau tidak, begitupun kendaraannya, jangan gampang memilih kendaraan yang menawarkan harga murah," ucap Budi.

Di sisi lain, pihak kepolisian kini masih menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan maut bus Padma.

Penyelidikan dilakukan oleh penyidik Satlantas Polres Sumedang dengan penyidik Ditlantas Polda Jabar.

Dikutip dari TribunJabar.id, sejauh ini pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Jadi memang kemarin evakuasi kendaraan untuk diperiksa lebih lanjut. Tersangka belum ada, masih penyelidikan mencari penyebabnya dan yang pasti di sana rawan kecelakaan," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Jumat (12/3/2021).

Berdasarkan informasi yang dimiliki, lokasi di TKP saat itu licin karena terkena hujan.

"Kaitan kondisi jalan dengan kondisi truknya itu masih kami selidiki," ucap Erdi.

Soal dugaan rem blong, Erdi mengatakan pihak kepolisian masih mendalami keterangan dari para saksi.

"Disampaikan bahwa katanya remnya blong, namun itu masih kami dalami lagi apakah benar atau tidak. Nanti kami periksa pemilik bus hingga saksi-saksi di lokasi kejadian," katanya.

Erdi juga memberikan imbauan agar warga berhati-hati saat melintas di kawasan Wado.

"Warga Jabar yang selalu melintas kawasan itu untuk hati-hati. Apalagi jika hujan, jalanan licin. Tidak usah ngebut, utamakan keselamatan, keluarga menunggu di rumah," ucapnya.

Bau Kampas Rem

Seorang korban selamat menceritakan sempat ada kejanggalan sebelum kecelakaan terjadi.

Penumpang selamat itu adalah Mimin Mintarsih (52).

Warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, itu beserta dua anaknya yang berumur 2 dan 11 tahun selamat dalam kecelakaan maut tersebut.

"Alhamdulillah saya dan dua anak saya selamat," ujar Mimin di rumahnya, Kamis (11/3/2021) dini hari.

Baca juga: Pengakuan Korban Selamat Kecelakaan Maut Bus di Sumedang, Terpaksa Buka Pakaian demi Lolos dari Maut

Mimin pada kala itu duduk di jok kedua di belakang sopir.

Ia ingat bus sempat oleng sebelum terjun ke dalam jurang.

"Bus goyang-goyang, terus masuk jurang," ucap Mimin.

Mimin bercerita, sebelum kecelakaan terjadi, sopir sempat meminta seorang penumpang untuk memeriksa bagian kampas rem.

Hal tersebut dikarenakan sepanjang jalan tercium bau sangit kampas rem.

"Sopir bilang remnya blong," ujar Mimin.

Saat detik-detik kecelakaan terjadi, Mimin menyebut semua penumpang dilanda kepanikan.

"Semua orang teriak Allahhu akbar, takbir," ujar Mimin.

Mulai dari Siswa SMP IT Muaawanah, orangtua, pendamping, hingga guru semua mengucap takbir ketika kecelekaan terjadi.

Ketika jatuh ke jurang, dua anak Mimin terpental ke belakang sedangkan dirinya terjepit jok.

"Saya terjepit jok, saya merangkak cari anak saya dan keluar dari bus," kata dia. (TribunWow.com/Anung)

Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Fakta Baru Kecelakaan Maut Sumedang, Bus Tak Punya Izin Usaha" dan tribunjabar.id dan "Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Bus di Sumedang, Diduga Rem Blong", dengan judul UDPATE KECELAKAAN MAUT SUMEDANG, Ini Hasil Penyelidikan Sementara Polda Jabar, Ada Tersangka?