Isu Kudeta Partai Demokrat

Momen AHY Singgung soal Prajurit saat Tanggapi KLB: Moeldoko Ketua Umum Partai Demokrat Abal-abal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AHY dan Moeldoko ketika mengenakan seragam militer saat masih aktif menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).

AHY mengutip pernyataan Moledoko kepada awak media sebelum diadakannya KLB Deliserdang.

“Saya tidak tahu menahu, tidak terlibat, semua ini adalah permasalahan internal Partai Demokrat,” jelasnya sembari tersenyum.

Baca juga: Minta Presiden Ambil Sikap soal Moeldoko, Mardani Ali Sera: Diamnya Pak Jokowi Bermakna Setuju

Baca juga: AHY sampai Speechless Kader Demokrat Dijanjikan Rp 100 Juta Buat Hadir KLB tapi Cuma Dapat Rp 5 Juta

AHY juga menambahklan bahwa masalah ini sudah jelas bukan hanya ditunggangi beberapa mantan kader Demokrat melainkan juga ada pihak eksternal yang ikut terlibat di dalamnya.

“Jadi, jelas bukan hanya permasalahan internal Partai Demokrat, segelintir kader, mantan kader, yang tadi mengikuti KLB di Deliserdang Sumatera Utara.

Tidak mungkin mempunyai keyakinan kalau tidak mendapatkan dukungan dari KSP Moeldoko,” tegasnya.

AHY menekan bahwa ada inkonsistensi pernyataan yang disampaikan Moeldoko sebelumnya.

“Jadi sekali lagi saya mengatakan, bahwa apa yang ia sampaikan selama ini ia (Moeldoko) pungkiri sendiri dengan kesediaannya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat abal-abal versi KLB ilegal,” jelas AHY.

AHY juga menambahkan bahwa pihaknya mempunyai bukti yang kuat untuk menunjukkan bahwa KLB Deliserdang adalah abal-abal inkonstitusional.

“Saya bisa menyampaikan ini karena banyak bukti yang kami dapatkan selama ini. Tidak semua tentu kita jelaskan ke publik,” pungkasnya.

Puncak kecurigaan AHY terbukti dengan kehadiran dan terpilihnya Moeldoko pada KLB Partai Demokrat Deliserdang.

“Pada puncaknya ya hari ini, saat KLB ilegal tadi,” ungkap AHY.

Ia juga menjelaskan bahwa dugaannya selama ini benar tentang keikutsertaan KSP Moeldoko dalam perencanaan kudeta Partai Demokrat.

“Maka artinya, memang sejak awal motif dan keterlibatan KSP Moeldoko ya tidak berubah, yaitu ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah, menggunakan cara-cara yang inkonstitusional serta jauh dari moral dan etika politik,” tegas AHY.

AHY juga meminta masyarakat Indonesia untuk menilai sendiri apa yang telah terjadi pada partai yang dikenal dengan lambang mercy dan warna birunya.

“Kini saya mempersilahkan kepada masyarakat indonesia yang saya cintai dan saya muliakan, untuk menilai sendiri sikap-sikap dan perilaku tersebut,” pungkas AHY sembari menunjukkan gestur mempersilahkan.

AHY juga menegaskan bahwa sikap tersebut bukanlah sikap yang baik dan kstaria.

“Bagi kami, sikap dan perilaku tersebut bukanlah sikap dan perilaku yang ksatria,” jelas AHY.

“Bukanlah juga sikap dan perilaku yang bisa dijadikan contoh yang baik bagi seluruh masyarakat Indonesia dan juga bagi generasi muda Indonesia,” tutupnya. (TribunWow.com/Adi Manggala S)