Isu Kudeta Partai Demokrat

Mata Najwa Ungkap Rekaman Dugaan Mahar dalam Demokrat, Posisi Wagub Bayar hingga Rp 18,5 Miliar

Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rekaman suara kader Demokrat di daerah ditagih mahar jika mau dicalonkan untuk mengikuti Pilkada. Ditayangkan di Mata Najwa, Rabu (3/3/2021).

"Kalau mau kwitansi, saya beberkan," ujar Jhoni, selaku penggagas KLB Demokrat.

Simak videonya mulai menit awal:

Iuran Kader Partai Demokrat

Masih pada acara Mata Najwa, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon sempat menanggapi tudingan Partai Demokrat menarik iuran para kadernya.

Dilansir TribunWow.com, Jansen mengakui bahwa memang ada iuran yang dilakukan.

Hanya saja menurutnya, hal itu disebut sebagai bentuk kenclengan.

"Tadi Bang Jhoni (Allen Marbun) menyampaikan soal iuran fraksi," ujar Jansen.

"Kenapa ada iuran fraksi? Itulah terjemahan dari kenclengan," jelasnya.

Baca juga: Nilai Demokrat Pecat 7 sebagai Langkah Blunder, Pengamat: Ini Jadi Bumerang dan Bom Waktu bagi AHY

Menurutnya kebijakan tersebut bukan tanpa alasan.

Dikatakannya bahwa kenclengan tersebut digunakan untuk membangun sebuah kantor Partai Demokrat di pusat.

Pasalnya tidak memungkiri bahwa Partai Demokrat belum mempunyai bangunan permanen untuk dijadikan sebagai kantor.

"Saya baru bertanya ke DPP soal ini dan saya pengurus waktu itu. Ini untuk pengadaan kantor dewan pimpinan pusat (DPP) Partai Demokrat," jelas Jansen.

"10 tahun Bang Jhoni jadi eksekutif partai paling tinggi, 10 tahun itu juga DPP Partai Demokrat ngontrak dari satu jalan ke jalan yang lain, apa itu tidak malu?"

Meski begitu, dalam pengadaan kantor DPP, menurut Jansen tidak sepenuhnya membebankan kepada kader di daerah, melainkan juga ditambah dengan uang yang ada di pusat.

"Itulah kita beli untuk pertama kali kantor Partai Demokrat. Sejak 2016 itu menjadi permanen," ungkapnya.

Halaman
1234