Dijelaskan pula dalam pertemuan dengan Jhoni Allen dirinya diminta untuk mengkondisikan suara pimpinan DPD dan DPC untuk wilayah Indonesia Timur yaitu Maluku dan Papua Barat.
"Dalam pertemuan itu kapasitas saya dinilai yang dapat mengkondisikan suara untuk Indonesia Timur, dan mungkin juga sebagai Ketua Umum DPP IMDI," ujarnya.
"Setelah pertemuan itu, Bung Jhoni terus mengontak saya, namun tidak saya gubris. Bahkan lewat anak buahnya."
"Saya tegaskan bahwa saya tetap setia dan solid kepada pimpinan AHY."
"Yakin AHY dapat menjadikan Partai Demokrat lebih baik, tentunya menghargai Pak SBY sebagai guru politik dan guru bangsa," ujarnya.
Baca juga: Pendiri Partai Demokrat Tawarkan Kursi Kepemimpinan ke Moeldoko: Mudah-mudahan Beliau Bersedia
Michael meyakini gerakan yang dilakukan Jhoni Allen tidak perlu ditangapi berlebihan namun tetap diantisipasi.
Terlebih sepengatahuan dirinya Gerakan tersebut sudah mempunyai sekretariat di Hotel Aston.
"Sangat wajar bilamana Ketum AHY dan Pak SBY waspada," ujarnya.
Jhoni Allen Marbun: Demi Tuhan, SBY Tidak Berkeringat, Apalagi Berdarah-darah
Setelah dipecat oleh DPP Partai Demokrat, politikus senior Jhoni Allen Marbun akhirnya buka suara soal tuduhan kudeta di tubuh Partai Demokrat.
Secara terang-terangan, Jhoni menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-lah yang melakukan kudeta di Partai Demokrat dengan merebut kepemimpinan Anas Urbaningrum.
Jhoni buka suara melalui video berdurasi sembilan menit yang tersebar di media sosial.
Video ini turut diunggah oleh akun YouTube Sidoel Jak.
Dikutip Tribunnews.com pada Senin (11/3/2021), Jhoni mengatakan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat pada 2021 akan membawa Partai Demokrat menjadi partai modern dan terbuka, bukan partai dinasti.
Menurut Jhoni, Demokrat telah dianggap sebagai partai dinasti sejak 2013 saat SBY menjadi Ketua Umum dan putranya, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menjadi Sekjen melalui KLB.