TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus buka suara soal kasus korupsi yang menjerat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah.
Dilansir TribunWow.com, meski PDIP menjadi partai pengusung Nurdin Abdullah di Pemilu Sulsel, Deddy mengajak semua pihak menghargai kerja keras Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bahkan, Deddy tak menampik banyaknya godaan suap yang diterima pejabat.
Baca juga: Gantikan Nurdin Abdullah Pasca-kasus Suap, Andi Sudirman Syok: Kemarin Masih Bercanda Bersama
Baca juga: Gubernur Nurdin Abdullah Bersumpah Tak Tahu soal Suap Proyek Sulsel, Wakil Ketua KPK: Biasalah
Seperti yang diungkapkannya dalam kanal YouTube tvOneNews, Minggu (28/2/2021).
"Tolong kita ke depan menghargai KPK, jangan lagi ada kecurigaan, keraguan," ujar Nurdin.
"KPK akan bekerja maksimal dalam memberantas korupsi, dan saya kira itu sudah dibuktikan oleh KPK."
Menurut Deddy, Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK tak cukup menghentikan tindakan korupsi.
Ia pun menyinggung sejumlah hal yang menyebabkan banyaknya korupsi di Indonesia.
Satu di antaranya yakni sistem politik yang yang sudah banyak terjadi.
Baca juga: Ketua KPK Enggan Respons Sumpah Nurdin Abdullah Tak Terlibat Suap: Kami Kerja Berdasarkan Bukti
Baca juga: PDIP Sebut Kasus seperti Nurdin Abdullah akan Terus Terjadi: Akan Tetap Gampang Menjebak Pejabat
"Kejadian ini akan terus terjadi, tidak akan berhenti karena OTT tidak akan menghentikan orang karena ada banyak faktor," ujar Deddy.
"Sistem politik kita yang sangat liberal seperti sekarang ini memang high cost political system."
"Tidak ada yang bisa menafikan itu."
Ia pun menyinggung kepopuleran Nurdin Abdullah sebagai pejabat dengan citra baik.
"Jadi kalau dikatakan orang seperti Nurdin Abdullah sudah populer tentu gampang, tidak juga," ucap Deddy.
"Tergantung apakah lawannya tergerak melakukan money politic atau tidak."
"Karena orang populer juga kalah dengan orang berduit."
Tak hanya itu, ia juga membahas soal sistem Pemilu serentak di Indonesia.
Sistem pemilu tersebut, menurut Deddy, semakin membuka peluang terjadinya politik uang.
"Yang kedua, seperti kejadian dalam sistem Pemilu serentak," jelas Deddy.
"Ini juga membuat keadaan semakin rumit dan money politic semakin tinggi menurut saya."
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-6.05:
Ucapan Nurdin Abdullah sebelum Kena OTT
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengaku kaget Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah, terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebagai informasi PDIP adalah partai pengusung Nurdin Abdullah pada pemilihan Gubernur 2018 Sulawesi Selatan.
Dilansir TribunWow.com, Hasto menilai Nurdin adalah sosok orang yang baik.
Tak hanya secara pribadi, Hasto pun menyebut banyak masyarakat yang menganggap Nurdin memiliki rekam jejak dan kinerja yang baik.
Baca juga: Nominal Gaji Nurdin Abdullah, Gubernur Sulsel yang Mengaku Tidak Tahu setelah Ditangkap KPK saat OTT
Baca juga: KPK Tanggapi Bantahan Pihak Nurdin Abdullah soal OTT: Kami Miliki Data dan Informasinya
Hasto lantas menceritakan momen sebelum Nurdin ditangkap KPK.
Menurut Hasto, sebelumnya Nurdin sempat menghubungi Ketua DPD PDIP Sulsel, Andi Ridwan Wittiri.
Dalam kesempatan itu, Nurdin disebutnya akan membuktikan bahwa tak bersalah atas kasus dugaan penerimaan suap senilai Rp 2 miliar untuk proyek infrastruktur.
"Makanya kami juga sempat kaget. Beliau (Nurdin) sendiri sebelum dibawa KPK itu menghubungi Pak Andi mengatakan siap bertanggung jawab, baik di dunia dan akhirat, maupun juga bagi seluruh masyarakat," kata Hasto, dikutip dari Kompas.com, Minggu (28/2/2021).
"Bahwa Beliau tidak melakukan hal yang dituduhkan."
Baca juga: KPK Benarkan Tangkap Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dalam OTT
Baca juga: Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Terjaring OTT KPK, Punya Harta Rp 51,M Termasuk 54 Bidang Tanah
Karena itulah, Hasto tak menyangka akhirnya Nurdin ditangkap KPK.
Menurutnya, banyak pula pihak yang kaget soal OTT pria yang pernah menerima Bung-Hatta Anti-Corruption Awards (BHACA) 2017 itu.
"Kita ikuti proses (hukum). Tetapi karena penilaian masyarakat yang menyampaikan ke saya," ujar Hasto.
"Banyak yang kaget, sedih, karena beliau orang baik."
Meskipun begitu, Hasto mengaku PDIP tak akan melakukan intervensi hukum.
Ia lebih memilih menunggu dan menghormati proses hukum yang berlangsung.
"Tapi kita tunggu keterangan resmi dari KPK setelah mengadakan pemeriksaan," jelasnya.
"Partai tidak melakukan intervensi hukum, itu yang penting." (TribunWow.com)
Sebagian artikel ini telah diolah dari Kompas.com dengan judul "Nurdin Abdullah Tersangka, Hasto: Banyak yang Kaget, Sedih, karena Beliau Orang Baik"