Ia menilai langkah tersebut sebagai sikap Partai Demokrat untuk memastikan pejabat istana tidak terlibat dalam upaya kudeta kepemimpinan partai.
Baca juga: Sebut Dirinya Difitnah Jenderal Bintang 4 soal Keterlibatan di Aksi 212, SBY: Saya Bersedia Disumpah
Meskipun Partai Demokrat memiliki keyakinan bahwa tidak ada keterlibatan pemimpin dan pejabat dalam upaya merebut kepemimpinan partai.
Di sisi lain, SBY tidak sependapat dengan pernyataan Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang menyebut isu kudeta di partainya merupakan persoalan internal.
Menurut SBY, berdasarkan dari laporan dan kesaksian kader, termasuk keterlibatan aktif Moeldoko, sudah jelas bahwa upaya kudeta di partainya itu bukan masalah internal.
"Nyata sekali gerakan pendongkelan kepemimpinan Partai Demokrat itu bukan hanya masalah internal tetapi ada pelibatan unsur eksternal dan unstur eksternal itu paling tidak adalah seorang pejabat penting di pemerintahan," ujar SBY.
Upaya kudeta di Partai Demokrat ini pertama kali diungkap oleh AHY dalam konferensi pers pada Senin (1/2/2021) lalu.
Saat itu AHY menyebut ada gerakan yang ingin merebut kepemimpinannya di Partai Demokrat dengan menyelenggarakan kongres luar biasa.
Kemudian menjadikan Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024.
Baca juga: Peringatkan Orang yang Ingin Ambil Alih Demokrat, SBY: Partai Kami Bukan untuk Diperjualbelikan
Demokrat menyebut gerakan itu melibatkan Moeldoko serta sejumlah kader dan mantan kader.
Sejumlah nama yang mencuat yakni Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.
Moeldoko telah membantah tudingan tersebut.
Ia mengaku tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai.
(Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya) dan (KompasTV)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebut Ada Kader yang Ingin Ambil Alih Demokrat, SBY: Usir Orang-orang Itu..." dan di KompasTV dengan judul SBY Turun Gunung Buat Pastikan Pembantu Dekat Presiden Jokowi Terlibat Kudeta Partai Demokrat