TRIBUNWOW.COM - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) buka suara terkait persoalan di tubuh partainya, terkait adanya Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD).
Dilansir TribunWow.com, SBY menegaskan bahwa Partai Demokrat tidak akan pernah diperjualbelikan.
SBY juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan pernah tergiur berapapun uang yang ditawarkan.
Baca juga: Soal Isu Kudeta Partai Demokrat, SBY Minta Usir Kader yang Partisipasi: Katanya Ada yang sebagai EO
Baca juga: Persoalkan Pernyataan Marzuki Alie soal Megawati, Herzaky Sebut Sudah 5 Tahun Tak Aktif di Demokrat
"Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale," ujar SBY, dikutip dari kanal YouTube Partai Demokrat, Rabu (24/2/2021).
"Meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya-raya dari segi materi, kami tidak tergiur dengan uang Anda, berapa pun besarnya," tegasnya.
SBY mengatakan bahwa gerakan pengambilalihan kepemimpinan secara paksa atau kudeta merupakan perbuatan yang keji.
Dirinya pun mengungkapkan apa yang akan terjadi andai saja GPKPD itu berhasil.
Dikatakannya bukan hanya ketua umum dan jajaran pengurus pusat yang akan diambil alih dan digantikan oleh orang lain serta kader dan mantan kader yang bermasalah.
"Pada giliranya keseluruhan pengurus Partai Demkrat di seluruh Tanah Air akan diobrak-abrik," jelas SBY.
"Kalau mereka ternyata bisa mengganti ketua umum Partai Demokrat, maka dengan cepat dan mudahnya, mereka akan bisa mengganti ketua DPD dan ketua DPC, bahkan hingga ke pengurusan di tingkat ranting dan anak ranting," imbuhnya.
Baca juga: SBY Sebut Sejumlah Pejabat Negara yang Namanya Dicatut dalam Isu Kudeta Demokrat: Tidak Masuk Akal
Lebih lanjut, SBY tentunya tidak ingin Partai Demeokrat jatuh di tangan orang yang salah.
Menurutnya, Partai Demokrat akan hancur ketika dikendalikan oleh orang-orang yang sama sekali tidak memiliki niat baik serta kedekatan terhadap Partai Demokrat itu sendiri yang hanya berorientasi pada kekuasaan semata.
"Saya tidak percaya kalau orang luar yang hendak mendongkel kepemimpinan partai kita ini, yang kebetulan seorang pejabat tinggi yang memiliki kekuasaan di pemerintahan sungguh mencintai partai kita," ungkapnya.
"Saya juga tidak yakin orang luar itu mau berkorban dan berjuang demi kita semua, karena tidak ada darahnya, tidak ada keringatnya, tidak ada jasanya dan tidak ada pula pengorbananya."
"Yang dia inginkan hanyalah kekuasaan semata yang hendak diperoleh dengan mudah dan cepat, meskipun tidak bermoral, tidak halal dan nista," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-16.55:
AHY Berubah Pikiran: Bapak Presiden Tak Tahu-menahu
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meluruskan persoalan di tubuh partainya, yakni terkait isu kudeta.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (19/2/2021), AHY mengaku tidak akan lagi menyeret nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke dalam konflik partainya.
Seperti yang diketahui, AHY sendiri sebelumnya sempat mengirimi surat kepada Jokowi terkait kasus tersebut untuk memberikan klarifikasinya.
Baca juga: Marzuki Alie Sebut Megawati Soekarnoputri Kecolongan 2 Kali, Partai Demokrat Pertanyakan Maksudnya
Baca juga: Rocky Gerung Sebut Jokowi Takut SBY dan JK terkait UU ITE, Ade Armando: Luar Biasa Mengejutkan
Dirinya mengatakan bahwa isu tersebut tidak ada kaitannya dengan Jokowi.
Ia juga menyakini Jokowi tidak tahu menahu atas keterlibatan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
"Saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader," kata AHY.
AHY lantas mengungkapkan hubungannya dengan Jokowi.
Putra dari Presiden ke-6 RI itu menegaskan hubungannya dengan Jokowi tetap terjaga dengan baik.
Dirinya menambahkan, begitupun juga antara Jokowi dengan SBY.
Oleh karenanya, ia menilai ada pihak-pihak yang sengaja ingin memecah hubungan baik tersebut.
"Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik, tetapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu," kata AHY.
Terkait kelanjutan adanya upaya kudeta Partai Demokrat, AHY mengaku masih terus memantau.
Selain itu juga terus menerima laporan dari para kadernya.
Baca juga: Demokrat Tanggapi soal Permintaan Kritik dari Jokowi: Mungkin Merasa Sudah Bekerja Sebaik Mungkin
Menurutnya, orang-orang yang tergabung dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) menggunakan cara licik.
Dengan menyeret nama Presiden Jokowi serta menyalahkan persoalan itu datang dari internal.
Padahal yang terjadi sebenarnya menurut AHY adalah benar-benar persoalan eksternal.
"Yakni kelompok ini sangat menginginkan seseorang sebagai capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB," ujar AHY. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)
Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Berubah 180 Derajat, AHY Tak Lagi Menyeret Jokowi dalam Konflik Internal Demokrat