TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Adi Prayitno memberikan tanggapi hasil survei terkait tingkat elektablitas dari para calon presiden di Pilpres 2024.
Dilansir TribunWow.com, hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih teratas.
Elektabilitas Prabowo mencapai 22,5 persen, mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Parnowo yang memperoleh 10,6 persen, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 10,2 persen.
Baca juga: Gerindra Tak Menampik Kemungkinan Prabowo dan Puan Bergabung di Pilpres 2024: Bisa Terjadi
Baca juga: Punya Elektabilitas Tertinggi sebagai Capres 2024, Prabowo Subianto Mengaku Tak Pernah Besar Kepala
Hanya saja menurut Adi Prayitno, Prabowo memiliki satu kekurangan.
Kekurangan tersebut adalah Prabowo sosok yang kurang merakyat atau kurang dekat dengan masyarakat.
Pada kesempatan itu, Adi Prayitno mengatakan ada banyak variabel yang dipakai oleh rakyat sebagai pertimbangan dalam memilih calon.
Dirinya menambahkan, untuk bisa mengambil hati rakyat, selain butuh popularitas dan elektabiltas tetapi juga perlu adanya kedekatan dengan rakyat itu sendiri.
"Kepuasan kinerja terhadap menteri memang menjadi variabel yang sering dilihat oleh publik sebagai preferensi untuk memilih," ujar Adi Prayitno, dikutip dari acara Apa Kabar Indonesia Malam, Selasa (23/2/2021).
"Tapi ingat, bahwa ada sentimen psikologis, seperti merakyat itu menjadi preferensi pilihan politik," imbuhnya.
Adi Prayitno lantas sedikit membandingkan satu kekurangan dari Prabowo tersebut dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dikatakannya bahwa kekurangan dari Prabowo justru menjadi satu kelebihan dari seorang Jokowi,
Menurut Adi Prayitno, kemenangan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019 tidak terlepas dari sifat merakyat yang dimiliki oleh Presiden asal Solo Jawa Tengah itu.
Baca juga: Respons PDIP dan Gerindra soal Survei Capres 2024: Prabowo Teratas, Disusul Ganjar, Anies, Ahok
Baca juga: Ungkit Pilpres 2014-2019, Refly Harun soal Sikap Pasif Prabowo seusai Jadi Menteri: Masih Perkasa
"Kita ingat Jokowi 2014 dan 2019 yang paling diingat masyarakat karena dia merakyat, suka blusukan, tidak berjarak kepada masyarakat," ungkapnya.
"Prabowo misalnya dengan tingkat kepuasan kinerja cukup baik, popularitas dan elektablitas baik, tapi saya melihat ada psychological barrier," imbuhnya.
"Ada jarak psikologi yang kemudian menjadi minusnya. Misalnya Prabowo agak sedikit berjarak dengan masyarakat, kalau ketemu tidak bisa salaman langsung, misalnya," jelas Adi Prayitno.