Hal itu didapat dari pembebasan tanahnya seluas 10 meter persegi x 200 meter persegi.
Serta pekarangan rumah seluas 17 meter persegi x 70 meter persegi.
"Saya tahunya waktu itu tanahnya dibeli dan rumahnya disuruh pindah, ya pindah saja yang penting dikasih uang," terang Sodir.
Kekhawatiran Baru dari Kepala Desa
Dikutip TribunWow.com dari Surya.co.id, Rabu (17/2/2021), Kepala Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Gihanto mengaku justru ada kekhawatiran baru.
Dirinya mengkhawatirkan karena uang ganti rugi tersebut kebanyakan dipakai untuk membeli mobil.
Sebaliknya, sedikit yang memakai uangnya untuk membuka usaha.
Gihanto mengatakan rata-rata warganya menggunakan 90 persen penjualan untuk membeli mobil.
Kemudian 75 persen untuk membeli tahan dan 50 persen untuk membangun rumah.
Menurutnya, ada sekitar 176 mobil baru yang dibeli oleh warga yang mendapat kucuran uang miliaran.
Parahnya, satu orang atau satu keluarga bisa membeli tidak hanya satu mobil saja.
Baca juga: Mengenal Proyek Pertamina yang Buat Warga Desa di Tuban Mendadak Jadi Miliarder hingga Borong Mobil
"Ada rasa kekhawatiran karena sedikit yang dibuat usaha," kata Kades ditemui di rumahnya, Selasa (16/2/2021).
"Yang dibuat untuk usaha sedikit, banyak yang digunakan untuk beli mobil, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli secara bertahap, kemarin baru datang 17 mobil," terangnya.
Bahkan menurut Gihanto, kekhawatirannya tersebut sudah mulai terbukti setelah tidak adanya warga yang membuka usaha warung makan.