Pukul 14.40.05, FDR merekam ketinggian tertinggi pesawat yakni 10.900 kaki.
Setelah ketinggian ini, pesawat mulai turun dan autopilot tidak aktif. Arah pesawat pada saat itu berada pada 16 derajat dengan sikap pitch up atau hidung pesawat pada posisi naik.
Pesawat pun mulai miring ke kiri. Ketika itu, tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang, sedangkan yang kanan masih tetap.
Pukul 14.40.10 FDR mencatat auto-throttle tidak aktif dan posisi pesawat menunduk.
"Sekitar 20 detik kemudian FDR berhenti merekam data," kata Nurcahyo. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KNKT: Sriwijaya Air SJ 182 Tak Lewati Awan yang Berpotensi Timbulkan Guncangan".