TRIBUNWOW.COM - Anom Subekti (60), pengelola sanggar seni Padepokan Seni Ongko Joyo bersama tiga anggota keluarganya ditemukan tewas di rumahnya, Desa Turusgede, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Kamis (4/2/2021) pagi.
Dilansir Tribun Jateng, polisi lantas mengungkap kejanggalan di balik tewasnya Anom Subekti yakni tidak ada barang yang hilang dari kediaman sang seniman.
Oleh karena itu, polisi menduga bahwa kasus terbunuhnya Anom Subekti beserta istri, anak, dan cucunya dilatarbelakangi motif dendam.
“Korbannya satu keluarga, tapi tidak ada barang yang diambil pelaku," terang Kapolres Rembang AKBP Kurniawan Tandi Rongre, Jumat (5/2/2021).
Baca juga: Sebelum Dalang Anom Subekti Ditemukan Tewas, Kesaksian Ketua RT: Ada Suara Knalpot Brong Wara-wiri
Kemarin, polisi telah memeriksa empat orang saksi awal dan pihak keluarga korban.
Dari situ, polisi tidak menemukan indikasi perampokan.
Sebagaimana diberitakan Tribunjateng.com sebelumnya, Anom Subekti bersama tiga anggota keluarganya ditemukan tewas di kediamannya, Padepokan Seni Ongkojoyo, Desa Turusgede, Kecamatan Rembang, Kamis (4/2/2021) sekira pukul 06.30 WIB.
Tiga anggota keluarga yang juga ditemukan tewas bersamanya ialah istrinya, Tri Purwati (50); putrinya, AS (13); dan cucunya, GLK (11).
Mereka tewas dengan luka lebam dan pendarahan di area kepala.
Hasil autopsi dari Tim Forensik Polda Jateng menunjukkan bahwa mereka berempat dihantam benda tumpul berulang kali saat masih tidur.
Mereka diperkirakan dibunuh pada tengah malam.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara Semarang yang memimpin proses autopsi, Kombespol Sumy Hastry Purwanti, mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa keempat jenazah secara menyeluruh.
"Keempatnya meninggal karena hantaman benda tumpul di bagian kepala. Di bagian tubuh lain tidak ada tanda kekerasan," jelas dia ketika diwawancarai awak media di RSUD dr R Soetrasno Rembang, Kamis (4/2/2021) sore.
Baca juga: Cerita Pembantu Temukan Jenazah Dalang Anom Subekti dan Keluarganya, Dipanggil-panggil Tak Menyahut
Kombespol Sumy memperkirakan, para korban mendapat hantaman benda tumpul berulang-kali saat masih dalam keadaan tidur.
"Sepertinya korban dihantam benda tumpul dalam keadaan istirahat, masih tidur. Sebab tidak ada tanda perlawanan. Ada hantaman berulang, lebih dari dua kali, di kepala bagian depan dan atas," tandas dia.