Politikus Demokrat Andi Mallarangeng kemudian menyebut praktek kekuasaan semacam ini umum terjadi di era Orde Baru (Orba).
Mendengar pernyataan Andi Mallarangeng, Ruhut Sitompul memprotes pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disamakan dengan Orde Baru.
"Saya ingin menggarisbawahi, Pak Andi Mallarangeng tolong jangan kait-kaitkan era Pak Jokowi ini mau seperti Orde Baru," tegur Ruhut Sitompul.
Ia mengingatkan perjuangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri semasa era kepemimpinan Presiden Soeharto tersebut.
"(Sewaktu) Orde Baru yang sangat teraniaya ketua umum kami, Ibu Megawati Soekarnoputri. Enggak pernah kita ada pikiran (pemerintahan Jokowi) ingin seperti Orde Baru," singgung Ruhut.
"Jadi tolong digarisbawahi itu," tegasnya.
Selain itu, ia mengingatkan tudingan Andi Mallarangeng dapat berujung tuntutan hukum.
Apalagi nama mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Marzuki Alie turut terseret namanya.
Baca juga: AHY Dianggap Gegabah, Marzuki Alie: Seperti Memberi Tahu Tetangga Anak Saya Berkhianat, Lucu
"Saya ingatkan kembali, ini banyak kalau bicara hukum, bahasa Pak Andi Mallarangeng bisa dituntut oleh Pak Marzuki Alie, lho," kata Ruhut.
"Hati-hati, begitu juga kader-kader lain yang menuduh Pak Marzuki aneh-aneh, menyebut namanya," ungkit advokat ini.
Ia menyebut Marzuki Alie masih kerap dikenal sebagai bagian dari Demokrat, meskipun sudah tidak lagi aktif.
Ruhut membandingkan dengan dirinya yang dulu bergabung dalam Demokrat sebelum akhirnya berpindah haluan ke PDIP.
"Dia masih kader (Demokrat). Kalau Ruhut yang disebut, saya bukan kader lagi," ucap Ruhut dengan nada tinggi.
Pengacara senior itu turut mengingatkan tuduhan Andi Mallarangeng tentang isu kader Demokrat yang menerima dana dalam pertemuan dengan Moeldoko.
Diketahui sebelumnya Andi Mallarangeng menuding Moeldoko mengiming-imingi kader Demokrat dalam rencana perbuatan makar.
"Jadi tolong hati-hatilah, apalagi soal bagi duit dan lain sebagainya. Buktikan, enggak baik ini sekarang negara hukum," tandasnya. (TribunWow.com/Brigitta)