Terkini Daerah

Dikeroyok sampai Sekarat akibat Resahkan Warga, Preman di Bandung Sempat Minta Tolong tapi Didiamkan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mengevakuasi Adang Suganda (28) yang ditemukan terkapar tak berdaya dengan luka tusukan di Kampung Babakan Nugraha, Desa Cangkuang Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

TRIBUNWOW.COM - Ulah Adang Suganda alias Kimel (28) kerap berbuat semena-mena akhirnya berbuah maut.

Pria yang dikenal sebagai preman itu ditemukan sekarat di Kampung Babakan Nugraha, Desa Cangkuang Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Minggu (24/1/2021) kemarin.

Seorang saksi mata yang menemukan korban tergeletak menceritakan bagaimana korban meminta tolong tapi warga memilih diam.

Tampak Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan tengah memperlihatkan pelaku dan barang bukti. Empat pelaku ini merupakan pelaku penganiayaan yang menyebabkan kematian Adang Suganda (28). ((KOMPAS.com/AGIE PERMADI))

Baca juga: Pria di Bandung Tewas Alami 50 Luka Tusuk, Pelakunya Ternyata Kerap Jadi Target Bullying Korban

Dikutip TribunWow.com dari TribunJabar.id, kesaksian itu diceritakan oleh Satiman (37).

Satiman bercerita, awalnya ia bersama warga lain yang sedang memancing mendengar suara keributan di tempat korban berada.

Namun tidak ada satu pun warga yang berinisiatif melihat keberadaan korban karena mengetahui perangai korban yang kerap berbuat onar.

"Yang mancing pada anteng karena sudah tahu (latar belakang) si Kimel. Gak ada yang cengkat (berdiri) sebab enggak mau kebawa-bawa, biarin aja," ucap Timan.

"Nyangkanya paling berkelahi biasa, enggak pakai apa-apa, enggak sampai menggunakan senjata tajam dan menimbulkan korban kaya gini. Tahu ada yang ngejar tapi enggak tau siapa yang dikejar, dan sama berapa orang," tutur Timan.

Sepulang dari area pemancingan, Timan baru menemukan korban tergeletak di depan rumahnya.

"Pas pulang ke rumah, korban tergeletak dan darah berceceran, saya langsung kembali lagi ke pamancingan ngasih tahu ke teman-teman. Lalu lapor ke RT dan Polsek," katanya.

Kala itu korban masih sadar dan sempat meminta agar ditolong.

Meskipun korban meminta tolong, warga semua diam tidak berani mendekat hingga akhirnya polisi datang.

"Pas dia liat, dia ngomong, tulung bos, tulungan, meni tega," ujar Timan.

"Dia bilang, hoyong nangtung, hoyong eueut (mau berdiri, mau minum)," tuturnya.

Baca juga: Kerusuhan di Rumah Lokasi Suami Bakar Istri, Warga Resah Tuding TKP Kerap Dipakai Kegiatan Maksiat

Pelaku Kerap Jadi Target Bullying Korban

Setelah dilakukan penyelidikan, keempat pelaku yang mengeroyok dan membunuh Adang Suganda, ternyata kerap menjadi target bullying atau perundungan Adang Suganda.

Dikutip TribunWow.com dari TribunJabar.id, hal itu diungkapkan oleh Kapolreta Bandung, Kombes Pol Hendra Kurniawan.

Pelaku TH (17), TJ (22), dan SMR (19) berhasil diamankan di Tasikmalaya pada Sabtu (30/1/2021).

Kemudian AHL (37) diciduk di Cangkuang, Kabupaten Bandung, Minggu (31/1/2021).

"Satu orang tersangka ada yang di bawah umur, tentu perlakuannya akan berbeda," kata Kombes Hendra di Mapolresta Bandung, Senin (1/2/2021).

Diketahui, keempat pelaku ini sempat menjadi bulan-bulanan korban.

"Jadi keempat pelaku ini mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari korban, sering dipukuli dan ditendang," ujar Kombes Hendra.

Keempat pelaku diketahui telah merencanakan untuk menghajar Adang Suganda beramai-ramai.

"Mereka berkumpul di tempat pemancingan, merencanakan untuk memberi pelajaran kepada korban tapi tak terkontrol," lanjutnya.

Baca juga: Temui Abu Janda, Gus Miftah Beri Peringatan: Jangan sampai Ada Anggapan Mas Arya Mewakili NU

Kombes Hendra menjelaskan, para pelaku menjebak korban di sebuah daerah pemancingan.

Mereka bersama-sama menunggu korban melintasi daerah tersebut.

"Tapi terlebih dulu mereka menyiapkan senjata tajam, kayu, dan batu seperti ini," kata Kombes Hendra, sambil menunjukkan batu bata berwarna abu.

Pada saat korban melintas, keempat pelaku langsung menyergap korban dan melakukan penganiayaan.

"Kurang lebih lebih ada 50 luka tusukan atau luka, berdasarkan hasil autopsi yang menyebabkan kematian," ujarnya.

Meskipun korban sempat dievakuasi ke rumah sakit, korban akhirnya tewas karena kehabisan darah.

"Kurang lebih setelah dua hari dirawat di rumah sakit ia meninggal," tuturnya.

Kini keempat pelaku dikenakan pasal 170 tentang pengeroyokan bersama-sama, juncto 340.

"Ancaman pidana kurang lebih 20 tahun atau seumur hidup," ucap Kombes Hendra.

Pada saat itu korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan namun masih hidup.

"Korban meninggalnya di rumah sakit setelah mendapatkan perawatan selama 43 jam," ujar Kasatreskrim Polresta Bandung, AKP Bimantoto saat dihubungi, Minggu (31/1/2021).

Korban dievakuasi setelah ada warga yang melapor ke Polsek Dayeuhkolot.

"Korban mengalami luka yang sangat serius. Terdapat luka sebanyak 50 tusukan di bagian badan dan sayatan di kepala," kata Bimantoro. (TribunWow.com/Anung)

Artikel ini diolah dari tribunjabar.id dengan judul Ada 50 Tusukan dan Sayatan di Kepala, Adang Diduga Korban Pengeroyokan, Meninggal di Rumah Sakit, Para Pembunuh Adang Suganda Diciduk, Korban Alami 50 Luka Tusukan, Motifnya Ternyata Seperti Ini, dan Tahu Latar Belakang Korban, Tak Ada Warga yang ''Cengkat'' saat Kimel Dikeroyok, Ditemukan Tewas