TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap gerakan yang ingin mengudeta Partai Demokrat.
Sebagai orang nomor satu di Partai Demokrat, AHY mengaku tak rela posisinya diambil secara paksa.
Apalagi, menurut AHY, ada seorang pejabat tinggi yang bergabung dalam gerakan tersebut.
Baca juga: AHY Beberkan 5 Pelaku Gerakan Ambil Alih Partai Demokrat, Sebut Ingin Lancarkan Jalan Pilpres 2024
Baca juga: Kata Rachland Nashidik soal Nama-nama 5 Orang yang Diduga Mau Ambil Alih Partai Demokrat
Hal itu diungkap AHY dalam konferensi pers yang diunggah dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (1/2/2021).
AHY mengatakan, telah melakukan penyelidikan terkait kabar tersebut.
Ia bahkan mengaku sempat meragukan laporan sejumlah kader yang menyebut pejabat pemerintahan terlibat dalam gerakan itu.
"Pada awalnya kami menganggap persoalan ini hanya masalah kecil saja, urusan internal belaka," ucap AHY.
"Tetapi sejak adanya laporan keterlibatan pihak eksternal dari lingkar kekuasaan yang masuk secara beruntun pada minggu yang lalu."
"Maka kami melakukan penyelidikan secara mendalam."
"Awalnya kami tidak begitu saja percaya ketika par pelapor menyebut nama tokoh yang berencana mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat."
"Mengingat posisi yang tengah ia emban saat ini dan faktor latar belakangnya," sambungnya.
Baca juga: Berkaitan dengan Pilpres 2024, AHY Jelaskan Duduk Perkara soal Rencana Pengambilalihan Demokrat
Baca juga: Demokrat Sebut Sandiaga Jadi Menteri karena Balas Budi, Gerindra: Jangan Berpikir Kemana-mana
Menurut AHY, saksi mata mengaku sudah bertemu langsung dengan pejabat yang tak disebutkan namanya itu.
Dan dari situlah, para saksi mengetahui bahwa pejabat dan empat orang lainnya berencana mengambil paksa posisi pimpinan Partai Demokrat.
"Tapi lebih dari delapan saksi mengatakan telah bertemu langsung dengan pejabat pemerintah itu," kata AHY.
"Dan mendengar secara langsung pula rencana-rencana seperti yang saya sampaikan sebelumnya."