TRIBUNWOW.COM - Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela menyampaikan perkembangan terbaru penyelidikan satu keluarga yang tewas di Desa Sumberejo, Kecamatan Kademangan.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Sabtu (30/1/2021).
Korban terdiri dari sang ayah yang bernama Suyani (67), lalu dua anak yakni Nanda Finzah (21) dan Samuel Ardian Pradana (9).
Baca juga: Dicabuli PNS yang Juga Ayah Tirinya hingga Hamil, Siswi SMK di Blitar Juga Diminta Lakukan Aborsi
Suyani ditemukan tewas gantung diri, sementara kedua anaknya juga tewas dengan sejumlah luka di kamar lain pada Jumat (29/1/2021).
Leonard menyebutkan sejauh ini pihaknya masih memeriksa saksi-saksi yang terkait dengan kejadian, meskipun belum banyak keterangan yang didapat.
"Kalau dari saksi yang sudah diperiksa, yang mengetahui atau mendengar langsung peristiwa ini belum ada keterangan sampai sekarang," kata AKBP Leonard M Sinambela.
"Saksi ini yang pertama ditelepon dulu dari anak korban yang (tinggal di) Timor Leste, kemudian dari beberapa kerabatnya," terangnya.
Sementara ini saksi yang mengetahui langsung kejadian tersebut belum ditemukan.
Walaupun begitu, Leonard mengungkap ada saksi yang juga berstatus keluarga korban yang menyampaikan hal janggal.
Sebulan sebelumnya ternyata Suyani pernah berniat menitipkan anak-anaknya kepada kerabat karena akan segera meninggal dunia.
"Kalaupun terkait kejanggalan, memang ada beberapa saksi, dua orang suami istri yang merupakan juga kerabatnya menceritakan bahwa memang korban Suyani ini pernah bercerita bulan lalu bahwa dia bilang akan meninggal dunia," kata Leonard.
"Dia minta menitipkan anaknya," lanjut dia.
Baca juga: Jelang Pernikahan Putranya, Seorang Ayah Justru Nekat Bunuh Diri di Dapur Rumah karena Takut Kualat
Saat itu kerabat yang dicurhati Suyani menganggap ujaran tersebut tidak serius.
"Ini juga tidak disangka oleh saksi bahwa itu memang serius disampaikan. (Oleh saksi) dianggap angin lalu," terangnya.
Leonard menyebut belum didalami apa yang persisnya dikatakan Suyani saat itu.
Diketahui Suyani menderita penyakit berat sebelumnya.
Pihak keluarga yang mendengar keluhan Suyani hanya mengajaknya beribadah agar merasa lebih tenang.
"Sebenarnya tidak terlalu detail juga disampaikan. Mungkin hanya mengeluh, karena ini disampaikan ke saudaranya langsung," ungkap Leoard.
"Waktu itu diajak ke ibadah ke gereja saja karena memang merasa kondisinya tidak nyaman," lanjutnya.
"Kalau dalam keluhan sakit dadanya terasa sesak dan panas," kata dia.
Terkait kemungkinan Suyani mengalami kekerasan atau memiliki musuh, Leonard menyebut belum ada saksi yang mengonfirmasi.
Selanjutnya kepolisian akan menyelidiki rekam medis untuk mengetahui penyakit yang diderita Suyani sebelumnya.
Leonard menyinggung ada sumber yang mengatakan Suyani sempat mencari pertolongan psikologis, sehingga ada kemungkinan ia mengalami kondisi mental tertentu.
"Kita akan mengecek rekam medis karena beberapa minggu sebelum kejadian informasinya (Suyani) sempat dirawat di rumah sakit swasta di Blitar," tandas Leonard.
Lihat videonya mulai menit 7.30:
Hasil Autopsi
Dalam tayangan yang sama, sebelumnya Leonard menyampaikan hasil autopsi luar terhadap ketiga jenazah korban.
"Kesimpulan sementara sebab kematian akibat kekerasan tumpul pada leher yang mengakibatkan tertutupnya saluran napas dan salurah darah," kata Leonard kepada awak media.
"Sehingga kondisi kekurangan oksigen yang mengakibatkan mati lemas," lanjut dia.
Baca juga: Setelah Aniaya Selingkuhan hingga Tewas karena Tolak Hubungan Badan, Oknum PNS Gantung Diri
Selain itu ditemukan pula bekas luka di bagian leher yang semakin menguatkan bukti adanya kekerasan dengan benda tumpul.
"Pada pemeriksaan bagian luar, ditemukan luka lecet pekat, bentuknya tidak beraturan pada leher kanan," kata Leonard.
"Dibahasakan sebagai kekerasan tumpul," lanjut dia.
Selain itu, pada korban anak ditemukan busa yang keluar dari hidung.
"Kemudian busa halus merah pada lubang hidung yang keluar. Hidung dan bibir posisi miring ke kanan akibat tekanan," papar Leonard. (TribunWow.com/Brigitta)