Terkini Nasional

Bantah Klarifikasi Abu Janda soal Rasisme ke Natalius Pigai, KNPI: Dibuat Tuhan Sama Semua

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda di patung kuda Arjuna Wiwaha Jakarta, Selasa (14/1/2020). Terbaru, Abu Janda dipolisikan oleh KNPI atas kasus dugaan ujaran kebencian dan rasisme.

Abu Janda rencananya akan diperiksa oleh pihak kepolisian pada Senin (1/2/2021) besok.

"Iya betul (Abu Janda Diperiksa Senin Besok)," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada wartawan, Sabtu (30/1/2021).

Ketua bidang hukum DPP KNPI Medya Rischa menyatakan, laporan dibuat karena banyak umat Islam yang merasa resah terkait kicauan Abu Janda yang dianggap menghina agama Islam.

"Kami melaporkan dugaan SARA terhadap Agama yang mengatakan 'Islam Arogan' juga yang memuat konten penistaan agama. Jadi karena dukungan masyarakat sudah banyak, kami diarahkan untuk segera melaporkan itu ke Bareskrim terhadap akun @aktivispermadi1 diduga milik Abu Janda," kata ketua bidang hukum DPP KNPI Medya Rischa dalam keterangannya, Sabtu (30/1/2021).

Cuitan Abu Janda itu diunggah pada Minggu (24/1/2021) lalu.

Abu Janda menyebut Islam sebagai agama yang arogan karena menentang kebudayaan lokal.

Simak video selengkapnya mulai menit ke-2.25:

Klarifikasi Abu Janda

Permadi Arya alias Abu Janda lantas memberikan klarifikasi soal cuitannya yang viral lantaran dituding mengandung unsur SARA.

Dilansir TribunWow.com, Abu Janda mengaku sebagai korban dari pihak-pihak yang memotong tweetnya.

Seperti yang diketahui, dalam cuitan yang viral itu, Abu Janda menyinggung soal Islam arogan.

Lantaran hanya diambil pada bagian yang menyebut Islam arogan, menurutnya, konteksnya jadi berubah.

Abu Janda menjelaskan bahwa cuitannya itu bukan murni sebagai pendapat tunggal dirinya yang ditulis secara tiba-tiba.

Melainkan adalah bagian dari pembahasan bersama dengan Ustaz Tengku Zulkarnain.

"Jadi aku ini korban tweet yang discreenshot, dipotong kronologinya dan diviralkan tanpa konteks," ujar Abu Janda.

Halaman
123