"Kalau Presiden menunjuk Komjen Sigit, kita bisa apa?"
"Dan itu bukan sebuah kesalahan, dia tidak melanggar konstitusi."
"Tapi kalau pikiran masyarakat ngomong, 'Ya kan kita banyak muslimnya di masyarakat, sementara kamtibmas itu yang menjaga ketertiban masyarakat'," tukas Anang.
Gus Miftah kemudian menyinggung mengenai konsep keadilan yang dapat berbalik membenarkan posisi Kapolri Listyo Sigit.
Ia pun menegaskan bahwa lembaga kepolisian harus didasarkan pada kemampuan dibanding agama personelnya.
"Ketika berbicara Polri, itu base on-nya bukan agama, tapi profesionalitas," jelas Gus Miftah.
"Artinya untuk menjabat Kapolri ini, studinya tidak melalui agama, tapi kemampuan."
Gus Miftah kemudian menyatakan dukungannya dan menyebutkan sepak terjang Listyo Sigit yang menuai pujian ketika menjadi Kapolda Banten.
"Saya mendukung, wong Presiden sudah nunjuk, kan begitu," tegas Gus Miftah.
Ia juga menyinggung mengenai toleransi dan menyebut bahwa Indonesia bukan negara Islam.
Oleh sebab itu, semua penduduk terlepas apa pun agamanya berhak mendapat jabatan di pemerintahan atau pun bidang lain.
"Jadi next time, kalau Presiden bukan orang muslim gak apa-apa?," tanya Anang.
"Kalau memang bangsa ini memilih, kan enggak ada larangan," lugas Gus Miftah.
"Kalau sampai dia jadi, kan berarti dikehendaki oleh rakyat."
"Kalau sampai suatu saat kemudian Presiden Indonesia itu non-Islam, ya kan yang milih orang Indonesia sendiri," tandasnya.
Baca juga: Sebut Kapolri Listyo Warga NU Cabang Nasrani, Said Aqil Siradj: Beliau Sangat Hormat dengan Ulama
Baca juga: Silaturahmi ke PBNU, Kapolri Listyo Cerita Disebut Maruf Amin Nahdliyin Cabang Nasrani