TRIBUNWOW.COM - Mulai munculnya vaksin Covid-19 juga diikuti dengan banyak pertanyaan dari publik, salah satunya mengenai keamanannya bagi ibu hamil dan menyusui.
Sejauh ini, ibu hamil memang belum secara aktif diikutsertakan dalam uji klinis tahap akhir untuk vaksin Covid-19 dari produsen mana pun di dunia.
Termasuk, uji klinis tersebut belum pernah dilakukan oleh vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna di Amerika Serikat.
Baca juga: Vaksinasi Dosis Kedua Berjalan, Prof Kusnandi Jelaskan Proses Kerjanya: Tingkat Kekebalan 99 Persen
Namun demikian, banyak petugas kesehatan yang hamil -termasuk yang pertama menerima vaksin di AS.
Disebutkan, masing-masing dari mereka membuat keputusan pribadi dan meyakini vaksin tersebut aman untuk dirinya dan juga bayi di kandungannya.
“Salah satu alasan mengapa saya memutuskan berani untuk divaksin, adalah karena saya memahami sains."
"Saya yakin dengan sains, dan juga karena saya berisiko tinggi tertular penyakit.”
Demikian diungkapkan Nayeli Rodulfo-Zayas, seorang dokter unit gawat darurat di San Antonio, Texas, yang hamil 35 minggu, ketika menerima dosis kedua dari vaksin tesebut.
"Saya seorang wanita hispanik, dan saya selalu menangani pasien Covid," sebut dia.
"Saya berdiskusi dengan dokter kandungan, dan kami memutuskan bahwa hal terbaik bagi saya adalah mendapatkan vaksin," kata dia.
Baca juga: Termasuk Penderita Jantung, Ini Daftar Kelompok Masyarakat yang Tak Bisa Divaksin Covid-19 Sinovac
Kendati demikian, berbicara dengan dokter tentang kekhawatiran dan kebutuhan spesifik seputar vaksin Covid-19 adalah saran terbaik bagi ibu hamil dan menyusui yang ingin divaksin.
Saran serupa pun berlaku bagi mereka yang bekerja di unit kesehatan dan para tenaga medis.
Secara umum, setidaknya ada lima hal yang harus dipertimbangkan oleh ibu hamil dan menyusui sebelum membuat keputusan menerima Vaksin Covid-19.
1. Apa penjelasan ilmiah di balik keberadaan vaksin ini?
Di AS, baik vaksin Pfizer dan Moderna, disebut menggunakan teknologi mRNA, yang tidak memasuki inti sel dan tidak mengubah DNA manusia.