Vaksin Covid

Akui Ada Pihak yang Tak Pecaya dan Tolak Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Ungkap 3 Faktor Penyebabnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengakui ada dua pihak berbeda dalam merespons hadirnya vaksin Covid-19.

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengakui ada dua pihak berbeda dalam merespons hadirnya vaksin Covid-19.

Menurutnya, dua pihak tersebut adalah yang merespons secara rasional dan emosional.

Dilansir TribunWow.com, pihak yang merespons secara rasional adalah mereka yang percaya manfaat dari vaksin.

Petugas medis melakukan simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di RSI Jemursari, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2020). Acara simulasi vaksinasi dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar. Terbaru, ilustarsi vaksinasi Covid-19. (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Baca juga: Istana Sebut Jokowi akan Disuntik Vaksin Covid-19 oleh Dokter Kepresidenan dan Dinkes DKI

Baca juga: LIVE STREAMING Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19 Hari Ini Pukul 10.00 WIB, Keluarga Tak Ikut

Sedangkan yang merespons secara emosional adalah mereka yang cenderung tidak percaya dan bahkan menolak diberikan vaksin.

Hal itu dijelaskan Ridwan Kamil melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @ridwankamil, Rabu (13/1/2021).

Ridwan Kamil lantas menjelaskan alasan munculnya pihak-pihak yang tidak mempercayai adanya vaksin Covid-19.

Disebutnya setidaknya ada tiga hal yang membuat mereka berpikir buruk terhadap vaksin Covid-19 tersebut.

Yang terparah menurutnya adalah termakan kabar bohong atau hoax.

"Biasanya mereka yang tidak percaya dan tidak mau karena tiga hal," ujar Ridwan Kamil.

"Bertanya bukan pada ahlinya, ada yang tanya ke musisi, ada yang tanya ke profesi arsitek, hal-hal yang sebenarnya bukan bidanya."

"Ada juga yang terprovokasi di WA-WA, di media sosial dan juga ada yang korban hoax," jelasnya.

Sedangkan orang-orang yang memiliki pikiran rasional tidak dipungkiri juga sempat merasa bingung saat pertama kali munculnya vaksin Covid-19.

Meski begitu, Ridwan Kamil menilai mereka bertanya atau berkonsultasi dengan pihak yang tepat dan memiliki kompetensi di bidang tersebut, 

Baca juga: Suntik Perdana Vaksin Covid-19 Dilakukan Hari Ini, Satgas Tegaskan Sinovac Aman, Hahal, Berkhasiat

"Mereka biasanya tetap bertanya, tapi bertanya kepada mereka yang menjadi referensi," kata Ridwan Kamil.

"Bertanya kepada ahli vaksin, dokter juga banyak, tapi tidak semua dokter paham virologi atau vaksin."

"Apakah aman untuk diedarkan? Bertanyanya ke BPOM. Apakah halal? Karena ini juga persyaratan karena mayoritas kita muslim maka bertanya ke ulama," terangnya.

Lebih lanjut, mantan Wali Kota Bandung itu berharap masyarakat berada pada golongan yang berpikir secara rasional dengan menganggap program vaksinasi begitu penting untuk mengendalikan pandemi Covid-19.

"Harapannya anda masuk golongan rasional, tidak masuk ke golongan irasional," harapnya.

Anggahan di akun Instagram pribadi Gubernur Jawa Barat, @ridwankamil, Rabu (13/1/2021). (Instagram/@ridwankamil)

Simak video lengkapnya:

Perlu Diingat, Jangan Langsung Pulang setelah Divaksin

Pemerintah akan segera melakukan vaksinasi Covid-19 dengan jenis vaksin yang akan disuntikkan adalah vaksin Sinovac.

Hal itu menyusul sudah keluarnya izin atau emergency use authorization (EUA) untuk penggunaan vaksin Sinovac dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Senin (11/1/2021).

Namun yang perlu dicatat dan diingat, penerima vaksin dianjurkan untuk tidak langsung pulang setelah dilakukan vaksinasi.

Lantas apa alasannya?

Baca juga: BPOM Sebut Efikasi Vaksin Sinovac 65,3 Persen dari Uji Klinis di Bandung: Terbukti Aman

Baca juga: Jubir Vaksin Covid-19 Sebut Herd Immunity Tergantung pada 2 Hal, Sasaran Vaksinasi Minimal 90 Persen

Anjuran tersebut disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berdasarkan petunjuk dari Kementerian Kesehatan yang diunggah melalui akun Instagram resminya @kemenkominfo, Selasa (12/1/2021).

Dilansir TribunWow.com, Kemeninfo menjelaskan alasan utama penerima vaksin diminta tidak langsung pulang atau bahkan beraktivitas adalah untuk mengantsipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Yakni berkaitan dengan kemungkinan timbulnya efek samping dari vaksin tersebut.

"Bagi mereka yang disuntik vaksin Covid-19, disarankan untuk menunggu di fasilitas kesehatan minimal 30 menit untuk mengantisipasi terjadinya KIPI (efek samping)," tulis penjelasan dari Kemeninfo.

Dalam kesempatan itu, Kemeninfo juga memberikan informasi beberapa gejala atau reaksi dari efek samping vaksin yang disuntikkan.

Yakni terdiri dari reaksi lokasl, reaksi sistemik dan reaksi lain.

Reaksi Lokal meliputi rasa nyeri, kemerahan, dan bengkak.

Reaksi sistemik di antaranya mengalami demam, nyeri otot, nyeri sendi, badan lemas dan sakit kepala.

Sedangkan reaksi lain, seperti alergi, urtikaria, anafilaksiis, dan syncope (pingsan).

Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Sinovac Dijelaskan oleh BPOM: Dapat Pulih Kembali

Petugas kesehatan akan memberikan penanganan apabila muncul efek samping berikut.

Untuk reaksi lokal, penerima vaksin diminta untuk melakukan kompres dingin dan minum paracetamol.

Sedangkan apabila mengalami reaksi sistemik maka penerima vaksin supaya minum lebih banyak.

Selain itu juga menggunakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi air hangat dan minum paracetamol.

Anjuran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berdasarkan petunjuk dari Kementerian Kesehatan terkait proses vaksinasi, yang diunggah melalui akun Instagram resminya @kemenkominfo, Selasa (12/1/2021). (Instagram/@kemenkominfo)
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)