Terkini Daerah

Mertua-Menantu Terduga Teroris di Makassar Hendak Beraksi Bom Bunuh Diri, Densus 88: Kumpulkan Orang

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi menunjukkan foto dua terduga teroris berinisial MR dan AS yang tewas ditembak di Makassar, dalam konferensi pers Kamis (7/1/2021).

TRIBUNWOW.COM - Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Brigjen Pol Ibnu Suhendra mengungkap fakta tentang penangkapan terduga teroris di Makassar pada Rabu (6/1/2021).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (7/1/2021).

Diketahui sebelumnya tim gabungan Densus 88 dan Polda Sulawesi Selatan menangkap 20 terduga teroris di Jalan Boulevard, Perumahan Villa Mutiara Biru, Kelurahan Bulukoreng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.

Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Brigjen Pol Ibnu Suhendra mengungkap fakta tentang terduga teroris di Makassar yang berencana melakukan aksi bunuh diri, dalam konferensi pers Kamis (7/1/2021). (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: Tukang Bensin di Makassar Ternyata Teroris, Ketua RT: Sejak Dia Ikut Aliran Baru, Renggang sama Kita

Dua di antaranya ditembak hingga tewas karena melakukan perlawanan, yakni berinisial MR dan AS.

MR dan AS diketahui memiliki hubungan sebagai mertua dan menantu, mereka diduga tergabung sebagai anggota jaringan Jamaah Anshurat Daulah (JAD).

"Mengenai penangkapan di Gowa, kita bisa sampaikan bahwa terkait penangkapan di Makassar, menjadi satu jaringan," ungkap Brigjen Ibnu Suhendra.

Diketahui kelompok JAD terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Ibnu menyebutkan pemimpin terdahulu mereka, yakni pemilik pondok pesantren Ar-Ridho merekrut anggota dari berbagai wilayah.

Para anggota ini menjalani latihan dan kajian yang terkait dengan radikalisme.

"Ini adalah kelanjutan dari operasi yang dulu di mana Ustaz Basri sebagai pemilik yayasan Ar-Ridho mengumpulkan beberapa pemuda dari beberapa daerah, di antaranya Bima, Poso, kemudian Sulawesi Barat," papar Ibnu.

"(Anggota) dikumpulkan di yayasan Ar-Ridho dan didoktrin. Kemudian terjadilah radikalisme di situ," lanjutnya.

Baca juga: Dipanggil Keluar Rumah, Ketua RT Saksikan Warganya yang Terduga Teroris Ditembak: Sudah Terkapar

Ibnu menyebutkan tujuan kelompok tersebut adalah untuk menyerang aparat dan kelompok yang bertentangan dengan pahamnya.

Meskipun begitu, masih dalam penyelidikan terkait siapa yang disasar kelompok ini.

"Akibatnya seperti sekarang bisa dilihat, dampak dari radikalisme di yayasan Ar-Ridho menyebabkan anak-anak muda kita mengumpulkan beberapa peralatan ini untuk melakukan latihan militer untuk rencana penyerangan kepada aparat, kepada yang menurut dia haram, menurut dia tidak sejalan dengan ideologinya," kata Ibnu.

"Untuk target yang mereka rencanakan, sasarannya belum kita dapatkan," ungkap dia.

Sementara ini terungkap kelompok tersebut bertujuan melakukan aksi bom bunuh diri.

"Namun niat mereka adalah untuk melakukan bom bunuh diri. Untuk melakukan amaliyah bom bunuh diri, itu yang berhasil kita cegah," jelas Ibnu.

Lihat videonya mulai menit 1.00:

Kesaksian Ketua RT saat MR dan AS Ditembak

Ketua RT Iwan mengungkapkan kesaksiannya atas kejadian penembakan teroris di Jalan Boulevard, Perumahan Villa Mutiara Biru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan TvOne, Rabu (6/1/2021).

Diketahui tim gabungan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror bersama Polda Sulsel mengamankan 20 orang terduga teroris.

Baca juga: Terpidana Kasus Terorisme Abu Bakar Baasyir Segera Bebas, Keamanan di Solo Disiagakan

Dua di antaranya tewas ditembak, yakni berinisial MR dan AS yang diduga masuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Iwan menyebut hubungan kedua orang tersebut adalah mertua dan menantu.

Ia lalu menuturkan kronologi peristiwa yang terjadi di RT-nya tersebut.

"Kalau mengenai penggerebekan kita tidak lihat, karena saat kejadian tadi ini (terdengar) bunyi tembakan beberapa kali," ungkap Iwan.

Ketua RT Iwan mengungkapkan kejadian penggerebekan teroris di Jalan Boulevard, Perumahan Villa Mutiara Biru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu (6/1/2021). (Capture YouTube TvOne)

Saat itu datang tim gabungan Densus 88 yang meminta warga masuk ke rumah masing-masing.

Iwan mengaku tidak menyaksikan langsung penembakan tersebut, hanya mendengar suara tembakan.

Ia dan warga menuruti perintah tim gabungan yang hendak mengamankan terduga teroris itu.

"Mau keluar, tiba-tiba datang anggota Densus, dilarang keluar, disuruh masuk kembali," kata Iwan.

"Baru setengah jam kita keluar, (rumah terduga teroris) sudah dikuasai sama Densus," lanjut dia.

"Begitu bunyi tembakan pertama, sudah tidak bisa keluar dari pintu. Jadi saya masuk kembali," ungkapnya.

Ia menyebut setelah itu petugas memanggil dirinya sebagai ketua RT setempat.

Iwan menyaksikan MR dan AS sudah terkapar di rumah mereka.

Baca juga: Proses Latihan Teroris JI, Belajar Ilmu Penguatan Raga di Indonesia hingga Latihan Militer di Suriah

"Kira-kira 15 menit kemudian saya keluar, saya dipanggil ke sana (rumah terduga teroris) untuk menyaksikan si korban, itu sudah terkapar," kata Iwan.

"Saya datang di TKP-nya sudah terkapar itu. Cuma tinggal menyaksikan ada warga yang (ditembak)," tuturnya.

Menurut Iwan, rumahnya hanya berjarak 30 meter dari tempat kejadian perkara (TKP), tetapi berbeda gang.

Iwan menyebut dirinya sudah menduga peristiwa itu terjadi di gang belakang rumahnya.

Pasalnya sudah beberapa hari ini rumah MR dan AS itu diintai.

"Ini pasti kejadian di belakang, karena beberapa hari sudah diintai," kata Iwan. (TribunWow.com/Brigitta)